Boy Nashruddin Agus

Grafiti Anti-Monarkhi Meluas Di Tembok Saudi Timur

Qatif – Slogan-slogan anti keluarga kerajaan telah tersebar di tembok-tembok di wilayah Syiah bagian timur Arab Saudi, tempat bentrokan-bentrokan mematikan dengan pasukan keamanan, kata seorang juru foto AFP, Jumat.

Keluarga As-Saud, yang berkuasa, harus “memikul tanggung jawab atas darah para martir”, “Turunkan Mohammed bin Fahd” bin Abdul Aziz, gubernur Provinsi Timur kerajaan itu, demikian antara lain tulisan di jalanan kota Qatif.

Pasukan keamanan ditempatkan di jalan masuk ke Qatif dan melakukan patroli, meskipun tidak ada insiden dilaporkan pada saat kunjungan yang diorganisir oleh pihak berwenang Saudi bagi para wartawan yang bermarkas di Riyadh.

Menurut pemerintah dan sumber medis, empat orang telah ditembak hingga tewas dalam kerusuhan sejak Ahad di wilayah timur yang sebagian besar warganya Syiah dari kerajaan yang dominan Muslim Sunni itu.

Pangeran Mohammed bin Fahd telah berjanji bahwa kementerian dalam negeri akan menyelidiki kematian-kematian itu.

Pada Jumat, beberapa ulama Syiah pada shalat mingguan (Shalat Jumat) telah minta pada pemerintah untuk maju dengan isyarat yang mendamaikan ke arah masyarakat mereka, yang sering mengeluhkan telah dipinggirkan di negara Teluk yang kaya minyak itu.

“Pemerintah telah diminta untuk melakukan langkah yang menenteramkan untuk mengakhiri diskriminasi dalam upaya menyembuhkan luka itu,” kata Sheikh Hassan Saar, saat rekannya ulama Hassan Nimr minta pemerintah “untuk tidak meragukan kesetiaan masyarakat Syiah”.

Bagaimanapun, mufti Arab Saudi Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh, dikutib di surat kabar Okaz, menuduh bahwa “para pembuat masalah di Qatif adalah anggota sebuah geng yang menerima perintahnya dari luar negeri”, dalam sindiran pada Iran yang sebagian besar warganya Syiah.

Di Iran, seorang ulama senior garis keras mengatakan pada Jumat bahwa dinasti kerajaan Saudi seharusnya melepaskan kekuasaan, memperingatkan bahwa nasib presiden Mesir Hosni Mubarak yang digulingkan menunggu Raja Abdullah.

“Anda harus melepaskan kekuasaan dan meninggalkannya pada rakyat. Meraka akan mendirikan pemerintahan rakyat,” kata Ayatollah Ahmad Jannati dalam shalat mingguan di Universitas Teheran.[](Antara)