Harlan

Insiden Meureu, Keluarga Kecewa Pemberitaan Media

# MPR: Sikap Polisi Merampas Keamanan Rakyat

Banda Aceh- Lia kakak kandung Iksan, korban penembakan di Meureu, Aceh Besar, mengaku kecewa dengan pemberitaan di media yang menyebutkan adiknya, terkena peluru nyasar dalam insiden di Indrapuri, Sabtu (25/2) kemarin.

“Tembakan langsung di arahkan ke tanah di bawah kaki korban untuk menakut-nakuti masyarakat. Ikhsan langsung ditembak di perutnya, bukan ke udara,” katanya, Minggu (26/2).

Menurutnya, bekas tembakan itu masih bisa dilihat di dinding Sekolah Dasar Negeri Meureu yang tembus dari tubuh Ikhsan.

Lia mengatakan, usai insiden tertembaknya Muhammad Ikhsan, polisi yang berjumlah 6 orang itu lalu meninggalkan Gampoeng Meureu, setelah Kapolsek Indrapuri dan beberapa Komandan Polisi dari Polres Aceh Besar turun ke lokasi.

“Beberapa komandan polisi itu bertemu dengan pakcek (paman) di rumahnya,” ujarnya.

Jangan Tembak Saya

Sementara itu, Muhammad Ikhsan salah seorang anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) yang menjadi korban penembakan di Meureu, Aceh Besar mengatakan dirinya memang langsung ditembak oleh polisi.

Saat kejadian, Muhammad Ikhsan lagi tidur di sebuah kedai kopi. Kemudian ia terbangun karena mendengar suara tembakan.

“Sewaktu saya keluar langsung berpapasan dengan seorang polisi yang menggunakan senjata laras panjang, entah kenapa tiba-tiba dia langsung menembak saya, padahal saya sudah bilang jangan tembak saya pak, jangan tembak saya,” cerita Ikhsan

Polisi itu, kata Ikhsan, hanya berjarak tiga meter darinya dan langsung melepaskan tembakan yang mengarah kepada dirinya. Setelah ditembak, lanjut Ikhsan, dirinya terjatuh dan mencoba untuk bangun lagi. Dirinya mengaku tidak merasakan dan mengetahui bahwa dirinya sudah tertembak.

“Sewaktu bangun saya diminta tembak lagi, saya bilang jangan tembak pak, jangan tembak pak, baru dia tidak tembak lagi dan pergi ke mobil double cabin bewarna hitam menemui temannya yang lain,” lanjut Ikhsan.

Selang beberapa saat Iksan merasakan sakit di bagian perutnya dan melihat badannya sudah berlumuran darah. Teman korban yang bernama Ikram langsung menelepon ke rumah sakit. Selang 15 menit ambulan datang dan Iksan dilarikan ke RSUZA Banda Aceh.

Selain itu, Ikhsan mengaku beberapa temannya yang lain seperti Ikram, Marhaban, serta lainnya juga dipukuli oleh personil polisi lainnya.

“Ada juga yang dipukul pakai gagang senjata sampai lembam,” ujarnya.

Setelah dilarikan ke rumah sakit, Iksan mengaku tidak mengetahui lagi bagaimana kejadian di kampungnya.

MPR: Sikap Polisi Merampas Keamanan Rakyat

Ketua Mahasiswa Peduli Rakyat (MPR), Fakhrurrazi, menilai sikap polisi saat ini tidak lagi  bersemboyankan pada Melayani Masyarakat. Peristiwa penembakkan yang terjadi Sabtu (26/2) malam adalah sikap dari perilaku polisi yang bersemboyan pada merampas dan juga memperkosa keamanan.

“Saya menilai perilaku polisi saat ini tidak lagi bersemboyan pada melayani masyarakat tetapi memperkosa keamanan. Ihksan adalah salah satu korban dari kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian,” ujar Fakhrurrazi, Minggu (26/2) seperti yang ditulis dalam siaran persnya pada Aceh Corner.

Fakhrurrazi yang telah menemui korban di RSUZA menyatakan prihatin dan mengungkapkan sikap polisi yang seharusnya berperan menjaga keamanan rakyat.

“Saat ini citra kepolisian semakin buruk dan mengalami krisis kepercayaan dan saat ini hal tersebut mulai tertanam dalam masyarakat.”[rahmat nutihar]