John Lennon

Taufik Al Mubarak

John Lennon Pun ‘Menjiplak’ pada Aceh

ACEHPUNGO.COM – Bergek mendunia seperti mendiang John Lennon. Konsernya di sejumlah daerah di Aceh dilarang. Padahal penyanyi Aceh yang lirik-lirik lagunya kocak itu sangat digandrungi masyarakat. Hal itu terbukti dari antusiasme masyarakat menghadiri konser pelantun lagu Boh Hate itu di beberapa daerah, yang kebetulan tidak sempat dilarang. Kita tidak tahu apa dosa Bergek, sehingga izin konsernya ditolak di mana-mana.

Ada kabar selentingan yang sempat terpantau di beberapa status facebook teman-teman atau linimasa twitter, bahwa Bergek disebut-sebut menjiplak musik orang lain, dan di tiap konsernya lelaki dan perempuan duduknya bercampur, tidak dipisah-pisah. Di Aceh, yang konon sudah sangat bersyariat ini, kedua hal itu pantang dilakukan.

Terus terang, kami tidak ikut-ikutan ngambek karena konser Bergek dilarang. Sebab, jangankan Bergek yang artis lokal itu, konser penyanyi sekaliber Selena Gomez pun belum tentu akan kami datangi. Tapi, boro-boro berharap Selena Gomez manggung di Aceh, Bergek yang tampil santun dan auratnya tertutup pun dilarang, apalagi Selena Gomez yang bule itu, kan? Bagi Anda yang menggemari Bergek tak perlu sedih. Ada banyak cara menikmati lagu-lagunya Bergek. Salah satunya dengan menonton penampilan Bergek di kanal Youtube. Mudah, kan?

Soal menjiplak tadi, kami pikir semua orang melakukannya. Ingat, ada pepatah yang mengatakan, “Tidak ada sesuatu yang baru di bawah matahari.” Artinya, semua sudah ada dan tersedia, semua dimodifikasi dan ditiru. Hanya beberapa saja yang asli dan memiliki paten. Untuk kalian tahu, John Lennon, vokalis The Beatles, pun jangan-jangan pernah menjiplak. Konon, yang dijiplak penyanyi Imagine itu kebetulan milik orang Aceh. Pasti kalian tidak percaya, bukan? Kami, awalnya, begitu juga.

Tahun 1964, dimulai Juni, The Beatles menggelar tur internasional selama 19 hari dengan menggelar 22 konser di beberapa negara seperti Denmark, Belanda, Hong Kong, Australia, dan Selandia Baru. Pada bulan Agustus, Band asal Inggris itu menyambangi benua Amerika untuk tur keliling di 23 kota selama sebulan. Sejak dari San Fransisco hingga New York City, John Lennon mendapat sambutan meriah dari masyarakat Paman Sam, lebih-lebih karena John Lennon dikenal sangat menentang Perang Vietnam. Teriakan penggemar menggelegar di tiap-tiap konser yang mereka gelar.

Pun begitu, kami justru tertarik dengan konser mereka di Belanda. Sebagai informasi, The Beatles menggelar dua pertunjukan di Belanda pada 6 Juni 1964, yaitu di sebuah balai lelang di Veilingweg, Blokker. Blokker adalah sebuah desa yang berjarak 40 km di utara Amsterdam. Dua kali mereka menghibur penggemar di sana, pada siang dan malam hari. Kenapa konser musik di Belanda ini menarik perhatian kami? Ini bukan semata-mata karena konser itu digelar di negeri yang sempat menjajah kita selama 360 tahun, melainkan kami menduga di negeri Belanda itu pula dia mulai mendapatkan pencerahan, lalu menjiplak pada Aceh.

John Lennon yang lahir pada 9 Oktober 1940 atau di malam Jerman membombardir Kota London saat Perang Duni II sangat menyukai sesuatu yang berbau sejarah. Ia pun lewat lagu Imagine menyuarakan perdamaian dan semangat anti-perang. Kami menduga, ketika tur di negeri Belanda, sosok penentang Perang Vietnam itu sempat singgah di beberapa museum di negeri Belanda, seperti Museum Leiden, Tropen atau museum perang Bronbeek di Arhem. Di salah tiga dari ketiga museum itu, kami duga, suami Yoko Uno itu sempat terpaku lama kala melihat foto seorang pejuang Aceh. “Keren kacamata yang dipakainya,” kami mencoba-coba menebak suara hati John Lennon ketika itu.

Kuat dugaan, sosok pejuang Aceh yang dilihat oleh John Lennon kala itu adalah Teuku Panglima Polem Sri Muda Perkasa Muhammad Daud atau yang lebih dikenal dengan Teuku Panglima Polim, salah seorang panglima perang Aceh. John Lennon tertarik pada kacamata bulat yang dipakai Teuku Panglima Polim dan kemudian menirunya. Sejak itu, John Lennon selalu terlihat iconic menggunakan kacamata bulat, yang menjadi salah satu ciri khasnya. Atas dasar itu pula, kami berkesimpulan, John Lennon menjiplak Aceh, setidaknya dalam urusan gaya!

Bagaimana, pungo kali, kan?


6 thoughts on “John Lennon Pun ‘Menjiplak’ pada Aceh”

Leave a Comment