Harlan

KPA Siap Bantu Polisi Ungkap Kekerasan Bersenjata

Banda Aceh – Komite Peralihan Aceh (KPA) menyatakan siap membantu pihak kepolisian untuk mengungkap kasus kekerasan bersenjata yang terjadi di beberapa wilayah di Aceh dalam dua hari terakhir.

“Kami menguntuk tindakan tersebut, dan KPA menyatakan siap membantu aparat kepolisian jika dimintai bantuan dalam pengungkapan kasus-kasus kekerasan yang menelan korban jiwa,” kata Juru bicara KPA Pusat Mukhlis Abee, Senin (2/1).

Menurutnya, pihak KPA sangat percaya bahwa institusi kepolisian akan bekerja dengan baik untuk mengusut dan mengidentifikasi pelaku serta mengungkap motif dari tindakan-tindakan tersebut.

“Pengungkapan kasus-kasus kekerasan bersenjata yang terjadi belakangan ini penting, dan hal itu juga sangat diharapkan oleh KPA agar tidak terjadi fitnah dan saling tuding antara berbagai pihak,” tuturnya.

Ditegaskannya, seluruh kader KPA sampai dengan saat ini masih komit untuk menjaga perdamaian dan KPA mendukung segala tindakan dari aparatur kepolisian untuk menegakkan hukum terkait dengan semakin meningkatnya kasus-kasus kekerasan bersenjata di Aceh.

“Kepada siapapun warga negara Indonesia yang tinggal di Aceh, jika ada tindakan-tindakan yang mengancam, ataupun yang dicurigai akan melakukan tindakan-tindakan teror dan kekerasan bersenjata, silahkan lapor kepada kepolisian,” tegasnya.

Mukhlis juga mengatakan pihak KPA juga sudah mengingatkan kepada seluruh kader KPA untuk tidak terpancing dan terprovokasi atas tindakan-tindakan oknum yang hari ini ingin merusak suasana damai yang telah berlangsung di Aceh.

“KPA yakin bahwa stabilitas keamanan dan keberlangsungan perdamaian adalah kunci untuk membangun Aceh yang lebih baik,” ujarnya.

Untuk itu, KPA mengimbau kepada semua pihak untuk terus memelihara perdamaian dan bekerjasama dengan aparatur kepolisian dalam pengungkapan kasus yang telah terjadi.

“Kepedulian semua pihak akan masa depan perdamaian Aceh akan memperteguh perdamaian yang sudah dicapai saat ini, dan hal itu dapat meminimalisir gerakan-gerakan yang dapat merusak akar perdamaian yang sudah kuat terbangun saat ini,” katanya.

Sebagaimana diketahui dalam satu bulan terakhir telah terjadi berbagai kasus kekerasan bersenjata di Aceh.

Data yang dihimpun, pada 4 Desember 2011 terjadi penembakan terhadap delapan warga di Desa Geurodong Pase Aceh Utara, dalam peristiwa ini korban meninggal tiga orang.

Selanjutnya pada tanggal 31 Desember 2011 terjadi lagi penembakan di Desa Blang Cot, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, tujuh dari korban penembakan tiga warga meninggal, dan pada hari yang sama seorang juga tewas pada penembakan yang terjadi di Desa Ilie, Ulheu Kareng Banda Aceh.

Dan yang terakhir, peristiwa penembakan di Blok-B Seureukey, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, yang menyebabkan korban warga meninggal satu orang. [Antara]