sajak cinta

Qaid Arkana

Sajak-Sajak Hamdani Chamsyah

Mantra Palsu

Kita bertukar pesan dalam hujan yang menjadikannya mantra, puan.

Saat kampung kita penuh dengan mantra darah.

Akan selalu ada mantra yang tercipta kala hujan melanda bahkan senja dan kampung kita, puan.

Kita menciptakan mantra cinta, mantra rindu dalam hujan

dan kampung kita menciptakan mantra kematian dalam damai.

Kiranya mantra hujan tak menipu, puan.

Yang telah tercipta dengan penuh keyakinan.

Namun mantra hujan seperti mantra damai kampung kita, puan.

Mengidamkan kedamaian dalam peluru berbilang tahun

Dan, sekarang damai, masih juga mayat besarung peluru.

Banda Aceh,  Awal 2012

 

SETAPAK DUA TAPAK

Setapak dau tapak hingga ribuan tapak

Lima belas menit perjalanan hingga keringat membasah

Masih juga meratapi nasib yang miskin, lalu menyerapahinya

Lima belas menit dalam perjalan kaki tak ada tumpangan yang menghampiri

Katanya negeri ini kaya, dan aku menyaksikan dengan mata kepala sendiri

Ribuan kendaraan berlalu-lalang, mobil mewah mundar mandir, tak satupun punya hati

Setapak dua tapak dalam lima belas menit, hingga keringat menjadi obat

Jangan lagi menyerapah miskin, jangan lagi meratapi nasib

Jalani perjalanan lima belas menit itu. Dan kau akan tahu

Negeri ini miskin

Banda Aceh, Januari 2012

Hamdani Chamsyah merupakan Mahasiswa Gemasastrin FKIP Unsyiah