Qaid Arkana

Wenger Berharap “Kebangkitan” Akan Picu Arsenal

London- Arsene Wenger berharap kebangkitan berbuah kemenangan saat menghadapi Aston Villa di putaran keempat Piala FA akan menjadi pemicu terhadap upaya timnya menembus zona Liga Champions.

Tim asuhan Wenger berpeluang terlempar dari Piala FA saat mereka tertinggal 0-2 di di babak pertama lewat gol yang dilesakkan Richard Dunne dan Darren Bent, pada laga yang dilangsungkan di Stadion Emirates.

Namun The Gunners akhirnya berhasil membalikkan situasi dengan membukukan tiga gol di babak kedua – dua gol Robin van Persie `membungkus` satu gol dari Theo Walcott – membuat Arsenal menmgunci kemenangan dramatis 3-2, sekaligus memastikan mereka menghadapi Sunderland atau Middlesbrough di putaran kelima.

Wenger mengakui kalau moral anak-anak asuhnya memburuk setelah menelan tiga kekalahan beruntun, maka ini merupakan jenis usaha penuh semangat yang ia inginkan.

Dan pelatih asal Prancis ini berharap hasil ini akan membuat para pemainnya percaya kalau mereka cukup baik untuk menyusul tim peringkat keempat, Chelsea – yang unggul empat poin atas Arsenal – dan mengakhiri Liga Utama Inggris dengan menghuni posisi empat besar.

“Saya harap (kemenangan) ini akan meyakinkan tim bahwa kami memiliki kualitas yang diperlukan dan kami dapat mentransfernya di Liga Utama Inggris,” kata Wenger.

“Ketika anda tidak menang, keyakinan anda hilang. Kami kalah pada tiga pertandingan terakhir di Liga Utama, maka tentu saja keyakinan itu tidak ada di sini, tanpa memperhatikan sejarah anda.”

“Saya terpukau dengan semangat (yang diperlihatkan para pemain). Datang dari masa-masa meraih hasil buruk dan tertinggal 0-2, membuat anda mengasihani diri sendiri, namun para pemain sangat positif pada masa istirahat.”

“Mereka tidak menyerah. Saya sangat bangga. Mereka memperlihatkan bahwa mereka tidak siap untuk ditundukkan.”

Setelah diejek pendukung Arsenal karena mengganti Alex Oxlade-Chamberlain dengan Andrey Arshavin pada akhir pekan silam saat timnya dikalahkan Manchester United, Wenger kembali mendapat hujatan dari para penonton yang memadati Stadion Emirates pada babak pertama.

Kebangkitan Arsenal di babak kedua memberi Wenger kesempatan beristirahat dari ejekan-ejekan pendukung Arsenal, namun ia menolak untuk menyerang balik para pengkritiknya.

“Saya merasa para penggemar cukup positif jika dibandingkan saat (pertandingan) terakhir,” ucapnya. “Saya sedih kami tidak dapat selalu membahagiakan mereka. Satu-satunya hal yang dapat kami lakukan adalah memperlihatkan semangat ini.”

“Saya hanya ingin melakukan yang terbaik untuk klub yang saya cintai ini. Saya memahami bahwa orang-orang mempertanyakan keputusanku. Namun saya tidak akan mengerti jika mereka mempertanyakan komitmen dan dedikasiku pada klub.”

Wenger juga mengungkapkan kalau ia memilih untuk tidak memarahi para pemainnya saat masa istirahat, sebab ia tidak ingin menghancurkan rasa percaya diri mereka yang sudah mulai rapuh.

“Pada masa istirahat, saya berkata pada mereka, bahwa ini adalah ujian bagus untuk kami, untuk memperlihatkan bahwa kami memiliki kualitas mental untuk membalas (ketinggalan),” kata Wenger.

“Penting bagi kami untuk tidak panik, sebab kemasukan 0-2 sebelum turun minum merupakan pukulan keras.”

“Ini adalah pertandingan Piala Inggris yang klasik. Kami harus bertarung dan kami melakukannya dengan baik.”

“Babak kedua menjadi milik kami. Penting bagi kami untuk menekan mereka ke wilayah (pertahanan) mereka sendiri dan kami melakukannya dengan sangat baik.”

Sementara itu, pelatih Aston Villa, Alex McLeish, menyesali kegagalan timnya untuk menekan tuan rumah, setelah unggul di babak pertama.

McLeish, yang dipanggil FA untuk menjalankan investigasi perihal dugaan sikutan Van Persie terhadap Carlos Cuellar, mengakui Villa dihancurkan dengan sangat mudah ketika berhadapan dengan tekanan Arsenal di babak kedua.

“Itu adalah penampilan kelas atas yang kami perlihatkan di babak pertama, namun mungkin Arsenal mencetak gol terlalu cepat di babak kedua. Hal itu mendongkrak semangat mereka dan kami terlihat sedikit gemetar,” papar McLeish.

“Ini tidak pernah berakhir. Saya mengatakan pada para pemain di masa istirahat. Anda tahu bahwa masih ada 45 menit lagi yang harus dilalui.”

“Sejujurnya, para pemain bermain bagus di akhir (pertandingan) dan kami berpeluang menyamakan kedudukan. Itu tidak pernah terjadi, dan kami harus belajar dari hal itu.”

“Kami harus belajar mengenai mentalitas kemenangan. Sangat mengecewakan karena kami menyerah. Itu adalah peluang yang terbuang.”[Ant/AFP]