Jakarta-Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin menduga kasus penembakan yang terjadi di Aceh karena adanya kekecewaan dan ketidakpuasan dari sebagian mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) terhadap pejabat di provinsi tersebut.
“Saya menduga, sebagian mantan anggota GAM menilai hasil pilkada Aceh hanya memberikan kesejahteraan kepada segelintir orang yang saat ini menjadi pejabat, seperti gubernur dan bupati,” kata Tubagus Hasanuddin di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin (9/12).
Tubagus Hasanuddin menjelaskan, sebelum sampai pada pelaksanaan pilkada gubernur dan wakil gubernur d Aceh, anggota GAM berjuang menggunakan senjata api. Setelah tercapainya kesepakatan antara Indonesia dan GAM, kata dia, anggota GAM bersedia menyerahkan senjata api.
Kemudian berdiri Partai Aceh dan diselenggarakan pilkada gubernur/wakil gubernur maupun pilkada bupati/wakil bupati di Aceh.
“Namun diduga, tidak semua senjata api diserahkan mantan anggota GAM, tapi masih ada sekitar 1.000 hingga 2.000 pucuk senjata api yang masih disembunyikan,” katanya.
Senjata api yang disembunyikan tersebut diduga digunakan saat ini karena mereka kecewa hanya segelintir pejuang GAM yang menikmati kemakmuran, sementara sebagian lainnya tetap hidup sederhana.
“Mereka kecewa karena hasil pilkada tidak memberikan banyak manfaat kepada mantan pejuang GAM,” katanya.
Tubagus mengusulkan, untuk menghentikan konflik di Aceh agar pemerintah pusat mendorong pembangunan percepatan fisik dan peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata. [Antara]