Beijing – Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa sistem keuangan Cina bisa menghadapi resiko, jika harga properti menurun tajam dan kredit macet meningkat karena pinjaman besar selama krisis.
Dalam evaluasi formal pertama atas sistem keuangan Cina, IMF menyalahkan intervensi pemerintah atas bank-bank negara dan pengawasan untuk mengurangi regulasi pasar dan tata kelola perusahaan, AFP melaporkan.
Dalam laporan yang dirilis pada Selasa (15/11), IMF mendesak reformasi, termasuk yang memungkinkan bank untuk lebih mengandalkan mekanisme pasar seperti suku bunga.
“Bank-bank di Cina dan sektor keuangan berada pada kondisi baik, tetapi ada kerentanan yang harus ditangani oleh pemerintah,” kata Jonathan Fiechter, kepala tim IMF yang menyusun laporan itu.
Sistem saat ini telah mendorong over-investasi dan memicu gelembung aset, kata IMF.
“Sementara struktur yang ada mendorong tabungan yang tinggi dan tingkat tinggi likuiditas, juga menciptakan resiko mis-alokasi modal dan pembentukan gelembung, terutama di real estate,” kata Fiechter.
IMF juga meminta Beijing untuk mengurangi kontrol pada mata uang yuan dan memungkinkan bank sentral untuk mengadopsi kebijakan-kebijakan keuangan secara lebih bebas.
Pinjaman fantastis sejak krisis keuangan tahun 2008 telah mendorong banyak perusahaan dan pemerintah lokal di Cina terlilit utang besar, sementara perlambatan baru dalam pertumbuhan ekonomi dan penurunan harga aset telah meningkatkan kekhawatiran dalam melunasi utang. (IRIB Indonesia)