Idi– Kerusuhan yang terjadi di Rutan Idi, Senin (13/2) merupakan bentuk kekecewaan para tahanan terhadap pelayanan buruk pihak pengelola penjara yang selama ini terjadi di dalam rutan. Hal ini terungkap setelah Kapolres Aceh Timur, AKBP Iwan Ekan Putra meninjau langsung lokasi Tempat Kejadian Perkara.
“Pemicu kerusuhan sebenarnya disebabkan adanya keributan kecil antara sesama penghuni tahanan kemudian merembes menjadi besar karena para tahanan memang kecewa dengan pelayanan Rutan Idi ini,” jelasnya.
Kerusuhan yang terjadi di dalam Rutan Idi memang bukan hal baru. Nyaris terjadi berulang kali bahkan kepala rutan juga sudah silih berganti. Namun, kerusuhan yang terjadi, tadi benar- benar menyentak semua kalangan. Apalagi sudah sempat terjadi pertumpahan darah yang korbannya penghuni rutan itu sendiri.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kerusuhan berawal saat jam besuk sekira pukul 11.30 WIB. Ketika itu ada dua orang napi yang terlibat perkelahian. Kesempatan tersebut digunakan oleh enam napi lainnya untuk mencoba menerobos pintu gerbang utama rutan dengan cara melawan petugas rutan. Berdasarkan pengakuan kepala rutan, Amiruddin SH, beberapa petugas rutan sempat disiram air cabe kemukanya.
Melihat kondisi itu, sejumlah penghuni rutan yang lain sekira pukul 12:30 WIB sempat mengamuk dan sempat menguasi rutan dengan melempari kaca kantor rutan dan membakar satu pos moyet penjagaan di sayap kanan rutan.
Selain itu, mereka juga membakar gudang beras dan kantin di dalam yang terletak di dalam rutan. Lemparan batu para napi dan tahanan juga sempat mengenai satu unit mobil polisi di luar penjara yang datang mencoba mengamankan situasi disana. Semua para petugas rutan terpaksa lari keluar rutan untuk mengamankan diri.
Berselang beberapa saat kemudian, personel polisi dari Mapolres Aceh Timur dikerahkan ke lokasi guna mengamankan susana rusuh tersebut dan mengevakuasi dua korban luka-luka ke RSUD Idi, yang sebelumnya dua korban luka-luka tersebut tergeletak di dekat pintu masuk rutan.
Kapolres Aceh Timur AKBP Iwan Eka Putra melakukan negosiasi. Tiga perwakilan napi melakukan koordinasi dengan kapolres. Dalam negosiasinya mereka menjelaskan kondisi dan situasi dalam rutan termasuk kekurangan air bersih dan makan, serta terkait pemindahan mereka ke LP dan rutan lainya di Aceh.
Akibat kerusuhan ini, beberapa fasilitas gedung tahanan dibakar dan dirusak. Sementara dua tahanan terpaksa dilarikan ke RSUD Idi guna mendapatkan perawatan setelah terkena timah panas dan sabetan pisau. Saat berita ini diturunkan, lokasi di rutan Idi sudah kembali normal.[]