Balikpapan – Direktur Utama PT Liga Indonesia (LI) Syahril M Taher menyebutkan bahwa para pengurus klub-klub ISL akan segera bertemu di Jakarta, pada 16-18 Desember 2011.
“Kami akan segera bertemu untuk membahas banyak hal, mulai dari sanksi-sanksi yang dijatuhkan kepada klub, juga kepada kami, hingga mau apa dan bagaimana ke depannya PSSI,” kata Syahril di Balikpapan Selatan, Rabu siang (14/12).
Syahril adalah Ketua Umum Persiba Balikpapan. Persiba dijadwalkan bertanding lawan Persela Lamongan di Stadion Persiba dalam kompetisi ISL, pada Rabu sore.
Berkenaan dengan sanksi yang dijatuhkan PSSI kepada klub-klub peserta ISL dan kepada dirinya selaku Direktur Utama PT LI dan Komisaris Utama PT LI H Harbiansyah Hanafiah, Syahril juga menyebut pengurus PSSI sekarang sebagai paranoid dan perlu diperiksa dokter jiwa.
“Mereka yang menjatuhkan sanksi itu yang tidak sehat. PSSI jadi paranoid. Itu perlu diperiksakan ke RS jiwa, perlu dicek ke psikiater. Kalau perlu saya sendiri yang kirim dokter jiwa ke sana,” kata Syahril.
Syahril M Taher dan H Harbiansyah Hanafiah dihukum Komdis PSSI berupa larangan beraktivitas di lingkungan PSSI selama tiga tahun dan masing-masing didenda Rp150 juta. Baik Syahril maupun H Harbiansyah yang juga Presiden Direktur PT Persisam Putra Samarinda dianggap melanggar Kode Disiplin Pasal 57 ayat 1 dan 4.
Menurut Wakil Ketua Komdis Catur Agus Saptono, Harbiansyah terbukti bertingkah laku buruk dengan mengaku sebagai komisaris utama PT Liga Indonesia, dan menghasut klub profesional untuk tidak mengikuti IPL (Indonesia Premier League).
Syahril disebutkan berlaku buruk dengan mengaku sebagai direktur utama PT Liga Indonesia.
Syahril juga menegaskan bahwa ia terpilihnya dia sebagai Direktur Utama PT Liga Indonesia melalui proses yang mengacu kepada Kongres PSSI di Bali lampau. Kongres adalah forum pengambil keputusan tertinggi di PSSI. Selain itu pengukuhan dirinya sebagai direktur utama PT Liga Indonesia juga diinginkan mayoritas klub sebagai pemilik sah suara di PSSI.
“PT Liga Indonesia itu keinginan klub dan saya tidak serta merta jadi direktur di situ,” tegasnya.
Syahril juga menjelaskan bila memang pengurus PSSI saat ini berada di jalan yang benar, pasti klub akan bergabung di kompetisi Liga Prima Indonesia yang dikelola PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).
“Tapi itu manual (peraturan resmi) saja tidak ada, jadwal berantakan. Bagaimana bisa main bola dengan nyaman,” katanya.
H Harbiansyah Hanafiah yang dihubungi terpisah di Samarinda menegaskan dirinya tidak perlu menanggapi keputusan-keputusan yang dikeluarkan pengurus PSSI saat ini.
Ia hanya mempertanyakan pemahaman pengurus PSSI dalam berorganisasi tentang sanksi yang dijatuhkan kepada dirinya.
“Itu Saleh Mukadar, disanksi sama Kongres 3 tahun, bukan sanksi Komdis PSSI, kok masih dipakai PSSI. Yang mana yang benar? Tinggi mana keputusan kongres dan komdis? Jadi keputusan sanksi Komdis yang ada saat ini adalah dihasilkan orang-orang yang tidak paham berorganisasi,? kata Harbiansyah.
Saleh Ismail Mukadar kini malah menjadi Deputi Sekretaris Jenderal PSSI.
Pada kesempatan ini Harbiansyah juga membantah pernyataan Wakil Ketua Komdis PSSI Catur Agus Saptono yang menyebutkan dirinya menghasut klub-klub profesional untuk tidak mengikuti Indonesian Premier League (IPL).
“Saya tidak pernah menghasut. Mereka yang ikut saya. Waktu saya mundur dari Ketua Badan Liga Indonesia (BLI), saya pikir cuma saya saja yang mundur karena protes penambahan 6 klub tanpa memandang peraturan. Ternyata klub-klub yang tidak setuju juga mundur dan kita berkompetisi di ISL seperti sekarang,” tuturnya.
Karena itu Harbiansyah mengajak seluruh masyarakat sepakbola Indonesia menyatukan barisan untuk menjatuhkan pengurus PSSI saat ini.
“Mereka jadi pengurus sepak bola bukan untuk memajukan sepak bola,” tegasnya.[Antara]