Akurasi Emosi Sehari-hari

Rio Pauleta

Kalau telat bangun pagi, maka kita akan emosi. Kalau di Jakarta, telat bangun akan menjadi bencana besar. Kita akan satu jam telat ke kantor, karena macet di jalan. Maka saya memilih tinggaldi Aceh. Walaupun sekolah dekat, tapi juga sering telat. Si bos kadang-kadangbenci saya, saya juga benci saya kalau saya telat.

Gini kan enak, ketawa-ketiwi

Kalau telat pergi kerja. Misalnya kita berangkat 7.30 makaakan banyak kendaraan yang menjadi saigan kita di jalanan, maka kita akanmengomel dalam hati, kalau mereka terlalu cepat, terlalu lambat, telalu sedangdan lebih naik lagi esmosi ketika mengklakson kita.

Sebagai pengembara motor, saya hampir setiap hari di jalan. Maka akan bahagia kalau semua berjalan seperti yang kita inginkan. Seperti kendaraan lain tak suka klakson, memberi jalan pada kita di U-turn dan ibu-ibu kalau pelan jalan di ruas kiri, tapi semua selalu tak seperti kita inginkan.

Makanya kita harus berbesar hati, update kesabaran kitadalam menghadapi pengguna jalan. Tak gampang marah karena kalau kita di Acehsesama kaum muslimin. Sesama bangsa, kok saling marah-marah? Berhati-hatiadalah solusi.

Lee haba, dit baca

Netizen! Adalah lalu lintas manusia yang lebih parah dari jalan raya. Membuka media sosial facebook, twitter dan IG akan mereduksi kebahagiaan kita sebanyak 30%. Facebook teman-teman kadang berdebat tentang Jokowi-prabowo, twitter berita yang menyebalkan tentang paslon dan aku hanya mengikuti akun medsos yang lucu-lucu saja. Aku jarang buat status seperti dahulu kala, karena komentar pasti akan membuli aku karena belum menikah. Teman-teman dekat juga sih, tapi pikiran masih seperti anak-anak yang mengira menikah dan pemilu itu segalanya. Makanya membuka fb hanya untuk melihat update dari teman-teman akrab yang jauh, mereka sedang apa atau sedang kemana.

Emosi memang emosi, ketika kita melihat ketidakrapian kota, gagal pembangunannya, selalu kekeringan di musim panas dan kebanjiran di musim hujan, tapi tak ada penanganan serius di bidang itu. Menanam dan mengedukasi masyarakat akan pentingnya melindungi lingkungan sangat kurang sekali.

Jalan-jalan di bangun tak rata, karena memang pekerja aspal di AMP di kota kabupaten bukanlah ahlinya, anak-anak yang tak punya kerja ditampung di AMP untuk jadi buruh aspal. Parahnya lagi ada indikasi pengurangan material akibat pejabat dan aparat juga minta jatah saat anggaran keluar. Makanya aspal di jalan tingkat dua banyak yang belum 4 tahun sudah rusak.

Pukimaknya lagi adalah lambannya perbaikan, misalnyalubang-lubang sedang di jalan yang tak mungkin PU tak tahu juga tak ada niatuntuk ditambal, kan anjing kali. Aku berkali kali terperosok dan memaki. Akumau beli semen tak tahu cara aduknya dan memperbaikinya, lebih taik lagi.

Yang bahaya adalah di jalan Keunirei, di depan lapangan. Di depan AL-Hilal, lalu di pasar jalan berlubang, di Simpang Arakate, pas jalan ke Keunirei juga. Lalu di tengah jembatan Kota, di musim hujan gini kan tergenang air,drainase pun menghilangkan jalan di saat hujan deras, maka makin bahaya kalau jalannya berlubang.

Solusi dari aku, kita adakan di kota ini Quick ResponseAspal. Jadi PU kerja sama sama kontraktor Aspal, hitung dan teliti jalan dimanaberlubang tahunan, saat cair anggaran, tutup semua lubang di jalan kota dengancepat, dan dengan material yang bagus, biar jalan awet dan saya tak emosi lagi.

Leave a Comment