Banda Aceh – Mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang sempat tinggal di Australia meminta elit politik, baik yang sama-sama berasal dari basis kombatan maupun elit politik Partai Nasional (Parnas) agar tidak membodohi rakyat Aceh dengan statemen bodoh yang merusak perdamaian. Perseteruan elit jangan sampai menjadikan masyarakat awam sebagai tumbal.
“Kita minta semua pihak untuk menghentikan segala upaya-upaya pembodohan rakyat yang dapat memecahkan masyarakat,”ungkap Juru Bicara Komite Acehnese Australia Association (AAA), Tgk. Sufaini Syekhy, dalam konferensi pers di Haba Cafe, Selasa (15/11).
Mantan GAM Australia menyerukan elit politik Aceh lebih arif dan bijak dalam mengeluarkan statemen, sehingga tidak memperkeruh suasana seperti yang dilakukan oleh sekelompok elit politik Aceh asal Jakarta, beberapa waktu lalu.
Selain itu, lanjut dia, elit politik hendaknya dapat mengikuti mekanisme dan tahapan Pemilukada seperti yang telah dirumuskan KIP Aceh selama ini. Menurutnya, keberadaan calon independent dinilai telah sesuai dengan MoU Helsinki poin 1.2.2 dan UUD 1945 sebagai sarana penyaluran aspirasi rakyat secara murni.
“Kita mengutuk keras pihak-pihak yang tanpa henti menganggu stabilitas politik dan demokrasi di Aceh. Para elit politik jangan hanya mampu memperkeruh suasana di Aceh dan kami sudah muak melihat hal ini,”ucap Sufaini lagi.
Terkait perseteruan politik itu, mantan GAM dan masyarakat Aceh yang tinggal di Australia mengajak seluruh mantan kombatan , elemen sipil serta rakyat Aceh untuk bersatu padu agar tetap setia dalam menjaga perdamaian. Selain itu, konflik di tubuh Partai Aceh serta KPA juga diminta dapat diselesaikan secara internal sehingga tidak menimbulkan kecemasan bagi masyarakat awan.
“Secara ideologi kita masih sama, namun pandangan politik yang berbeda. Hal inilah yang membuat kami akhirnya berbicara sehingga tidak ada lagi pembodohan politik di Aceh,”akhiri dia. [Abd]