Daenerys Targaryen

Setelah Arya Stark Membunuh Night King

Taufik Al Mubarak

Akhirnya, Night King mati juga. Bukan Jon Snow, Daenerys Targaryen, Beric Dondarrion, atau Samwel Tarly yang membunuhnya. Tugas itu menjadi ‘jatah’ Arya Stark, sang pembunuh yang memiliki banyak wajah.

Seperti sudah diprediksi sebelumnya, bahwa perang paling brutal sepanjang sejarah serial televisi akan terhidang di Game of Thrones Seasoin 8 pada episode 3. Itulah yang disaksikan oleh fans dalam episode sepanjang 1 jam 22 menit, durasi terpanjang dalam sejarah Game of Thrones. Sejak menit awal hingga akhir, perang yang tak berkesudahan terjadi di Winterfell. Wilayah Utara Westeros itu diliputi ketakutan, seperti terlihat pada wajah-wajah manusia yang bersembunyi di ruang bawah tanah kastil Winterfell.

Berbeda dengan dua episode sebelumnya, di mana tak ada karakter yang terbunuh, maka di episode 3 ini sejumlah karakter kunci mengakhiri kiprahnya di Game of Thrones. Siapa saja yang mati di dalam Battle of Winterfeel ini sudah diprediksi sebelumnya. Prediksi tersebut tidak jauh meleset, seperti Night King, Beric Dondarrion, Theon Greyjoy, dan Ser Jorah Mormont.

Baca: Siapa yang Mati dalam Perang Besar di Winterfell?

Sebelum episode 3, banyak teori yang berseliweran tentang siapa yang akan membunuh Night King. Ada sejumlah karakter yang mendapat kehormatan menjadi pembunuh Night King, seperti Bran Stark, Jon Snow atau Daenerys Targaryen. Namun, dugaan itu berbalik seratus derajat. Sebab, sosok yang mendapat kehormatan itu adalah Arya Stark.

Dalam Game of Thrones Season 3, Melisandre, melihat tanda-tanda kegelapan di wajah Arya Stark. Ketika itu, Arya sedang dalam perlindungan Brotherhood yang dipimpin oleh Thoros. Red Women yang hadir kembali dalam Game of Thrones 8 episode 3, memandang Arya Stark dengan tatapan tajam, seperti pernah dilakukan sebelumnya. Dan, saat Arya berada di lorong gelap, terjebak bersama Beric dan The Hound, pemuja api itu kembali berjumpa Arya.

Pertemuan ini mengingatkan fans pada adegan Arya berlatih pedang dengan gurunya dari Braavos. Saat itu, ketika pasukan jubah emas suruhan Jofrey membawa Arya, sang guru bertanya: apa yang harus kita sampaikan pada Dewa Kematian. “Tidak hari ini,” jawab Arya. Jawaban ini kembali diulangi Arya saat Melisandre menanyakan pertanyaan yang sama.

Dalam adegan itu, Melisandre, sudah melihat tanda-tanda ‘pembunuh’ di wajah Arya. Katanya, Arya akan menyelamatkan banyak manusia dalam perang paling brutal di Winterfell itu. Soalnya, adik Sansa Stark itu sudah banyak membunuh, dari yang bermata coklat, hijau hingga biru. Nah, manusia bermata biru langsung mengingatkan kita pada Night King dan pasukan setianya. Itu menjadi sinyal awal bahwa Arya-lah yang akan membunuh sang pemimpin kegelapan tersebut.

Winterfell yang hampir saja jatuh, membuat frustrasi para petarung. Bahkan, si raksasa The Hound hampir saja menyerah. Ia sudah tak sanggup berperang lagi, dan yakin mereka tidak akan memenangkan perang melawan orang mati. Tapi, keajaiban selalu hadir dalam serial yang mulai diproduksi HBO pada 2011 itu.

Mustahil mengharapkan Winterfell akan menang melawan orang mati tersebut. Selain jumlah mereka yang ribuan, para White Walkers ini merupakan petarung yang tak kenal ampun. Kemampuan Night King yang bisa menghidupkan mereka, mampu melipatgandakan jumlah dengan menghidupkan lawan mereka yang sudah mati. Itu pula yang kita lihat saat Jon Snow hendak membunuh Night King, keinginan yang sejak beberapa musim lalu disimpan olehnya.

Namun, Night King tidak mudah dibunuh. Ia berbeda dengan pasukan White Walkers yang tidak tahan api. Daenerys Targaryen, misalnya, sudah mencoba membunuh Night King dengan semburan api naga, tapi tidak mempan. Api sama sekali tidak membuatnya terbakar. Ketika ia bersiap-siap melempar tombak dari es untuk mencelakakan naga Mother of Dragons untuk kedua kalinya, Khaalesi memilih menghindar.

Baca: Bran Jadi Night King dan Jamie Membunuh Cersei

Arya Stark
Arya Stark membunuh Night King. Foto: Firstpost.com

Sementara para petarung di Winterfell sudah hampir menyerah, dan Night King sedang bersiap-siap untuk membunuh Bran, Arya muncul secara tiba-tiba. Saa itu, Bran tinggal sendirian setelah Theon terbunuh. Gerakan Arya dengan mudah ditebak Night King, yang secepat kilat berbalik arah dan mencengkeram leher Arya. Tubuh mungil itu bergelantungan, dan ajal segera menjemputnya.

Sejurus kemudian, belati dalam genggaman Arya jatuh, dan langsung disambar dengan tangan kanannya. Belati yang terbuat dari baja Valyrian itu ia tusukkan ke kaki Night King. Seketika, makhluk yang tubuhnya dari es itu pecah dan hancur berkeping-keping. Karena pemimpinnya sudah musnah, para pasukannya juga ikut hancur. Ini mengingatkan kita pada adegan ketika pedang Longclaw Jon Snow membunuh pemimpin pasukan White Walkers di Hardhome.

Bran selamat, begitu juga dengan Winterfell.

Setelah Night King Tewas
Sejumlah karakter yang hadir khusus di Game of Thrones untuk melawan Night King mati dalam perang di Winterfell. Mereka adalah Beric Dondarrion, Red “Melisandre” Women dan Theon yang menghibahkan nyawanya demi melindungi Bran. Pertanyaannya, bagaimana peran Bran Stark setelah Night King tidak ada lagi?

Itulah sejumlah pertanyaan yang muncul di benak para fans setelah episode 3 ini. Apa peran Bran dalam perang perebutan Iron Throne di masa mendatang? Mari kita lihat saja.

Baca juga: Plot Game of Thrones 8 Bocor, Begini Cerita Musim Terakhir