Moskow – Seorang penyair dan akademisi dari kawasan bergolak Chechnya, Rusia, ditemukan tewas Rabu di luar sebuah gedung apartemen di Moskow dan penyelidik mengatakan bahwa itu tampaknya merupakan aksi pembunuh bayaran.
Ruslan Akhtakhanov ditembak kepalanya di Moskow utara sekitar tengah malam dan pembunuhnya melarikan diri dengan sebuah mobil, kata polisi.
Aparat keamanan kemudian menemukan mobil yang hangus terbakar di daerah pinggiran selatan kota tersebut, kata kantor-kantor berita Rusia.
“Cara kejahatan itu dilakukan… mendorong satu kesimpulan bahwa kejahatan itu dilakukan oleh pembunuh bayaran,” kata Vladimir Markin, juru bicara Komite Penyelidik — badan penyelidik utama federal Rusia.
Kekerasan dari Chechnya meluas ke Moskow sejak pasukan federal meluncurkan dua perang untuk menumpas separatis di wilayah itu pada 1990-an.
Markin mengatakan di saluran televisi berita Rusia Vesti 24, penyelidik kini mencari teman-teman dan kenalan korban.
Akhtakhanov, yang memperoleh hadiah atas puisinya, adalah kepala Akademi Kemanusiaan Modern di Moskow, dimana ia memberi pemimpin Chechnya pro-Moskow, Ramzan Kadyrov, gelar guru besar kehormatan.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan, Chechnya di bawah Kadyrov bergantung pada teknik penegakan hukum kejam yang mencakup penyiksaan, penculikan dan pembunuhan tanpa pengadilan, untuk memerangi gerilyawan muslim.
Kremlin hingga kini masih berusaha mengatasi gerilyawan muslim di Kaukasus Utara, satu dasawarsa setelah pasukan federal mendongkel dominasi separatis di Chechnya.
Serangan bom bunuh diri yang dilancarkan oleh seorang pelaku dari Kaukasus Utara menewaskan 37 orang di bandara terpadat Rusia Domodedovo pada Januari.
Serangan itu membuat Presiden Rusia Dmitry Medvedev memecat sejumlah pejabat kepolisian tingkat menengah dan mengarah pada pendongkelan para manajer senior Domodedovo.
Pemboman bunuh diri itu diklaim oleh Doku Umarov, pemimpin Emirat Kaukasus yang melancarkan serangan-serangan di Chechnya dan wilayah lain yang berpenduduk muslim di Kaukasus Utara.
Amerika Serikat memasukkan Emirat Kaukasus ke dalam daftar kelompok teroris karena serangan-serangannya dalam upaya mengusir pemerintah Rusia dari kawasan Kaukasus Utara.
Emirat Kaukasus, yang juga dikenal sebagai Imarat Kavkaz atau IK, dituduh melakukan banyak serangan yang mencakup serangan terhadap kereta-api Rusia berkecepatan tinggi pada November 2009 dan pemboman bunuh diri di luar Kementerian Dalam Negeri Chechnya pada Mei 2009, kata kementerian AS.
AS juga menawarkan hadiah lima juta dolar bagi informasi yang mengarah pada lokasi pemimpin kelompok tersebut, Doku Umarov.
Dalam rekaman video yang dipasang pada Februari, Umarov mengatakan, Rusia akan menghadapi “tahun darah dan air mata” jika mereka menolak meninggalkan wilayah-wilayah Kaukasus Utara, dan dalam wawancara terpisah pada Mei ia mengatakan bahwa pembunuhan pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden tidak akan menghentikan perjuangan muslim garis keras.
Kekerasan berkobar di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim, dimana gerilyawan yang marah karena kemiskinan dan terdorong oleh ideologi jihad global ingin mendirikan sebuah negara merdeka yang berdasarkan hukum sharia.
Dagestan, yang terletak di kawasan pesisir Laut Kaspia, telah menggantikan wilayah-wilayah tetangganya sebagai pusat kekerasan di Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas muslim.
Dagestan berbatasan dengan Chechnya di Kaukasus Utara, dimana Rusia menghadapi kekerasan muslim garis keras, dan provinsi yang berpenduduk mayoritas muslim itu seringkali dilanda serangan dengan sasaran aparat penegak hukum dan pejabat pemerintah.
Serangan-serangan itu telah membuat Kremlin berjanji lagi menumpas gerilyawan di Kaukasus Utara. Wilayah tersebut dilanda kekerasan sejak dua perang pasca-Sovyet terjadi di Chechnya antara pasukan pemerintah dan gerilyawan separatis. [Antara]