Mahasiswa Tuntut Darni Mundur

Boy Nashruddin Agus

#Sejumlah PNS di Unsyiah, Ikut Terlibat dalam Politik Pemilukada

Banda Aceh – Rektor Universitas Syiah Kuala, Darni M. Daud, didesak mundur oleh mahasiswa karena ditengarai berpolitik dalam kampus. Mahasiswa juga menuntut, pengunduran Darni dan sejumlah pegawai serta dosen berstatus Pegawai Negeri Sipil yang terlibat dalam politik praktis menuju Pemilukada, harus dibuktikan secara tertulis sesuai hukum yang berlaku.

“Walaupun dia (Darni-red), telah menyampaikan pengunduran dirinya selaku Rektor Unsyiah, namun sampai hari ini hal itu belum dibuktikan,” ungkap Maulana Ridha, Koordinator Posko Penyadaran yang terletak di lapangan Gelanggang Unsyiah, dalam aksi mendesak Rektor Unsyiah mundur, Jumat (2/12).

Padahal, tambahnya lagi, berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), Nomor 4 tahun 2010, Undang-Undang No 12 tahun 2008 dan diperkuat keputusan Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, calon Kepala daerah baik di tingkat kabupaten kota, maupun provinsi harus mengundurkan diri dari jabatannya.

Aksi yang digelar sejak Senin malam (28/11) lalu tersebut, dipicu karena ketidakpuasan sebagian besar mahasiswa terhadap Dies Natalis Unsyiah yang sangat kentara dengan nuansa politis. Pendirian  posko ini, jelas Maulana, merupakan luapan emosi mahasiswa yang menyerukan stop politisasi di kampus.

“Jangan jadikan kampus sebagai alat politik, karena kampus adalah wadah akademik, tempat pengabdian dan wadah penyeimbang bagi politik,” tambahnya lagi.

Para mahasiswa ini menuntut agar Senat Unsyiah, mendesak Darni untuk segera mundur dari jabatannnya, terlepas Ia lulus ferivikasi atau tidak. Mereka menuding, aktor-aktor di Unsyiah, mulai dari dosen hingga para Dekanan, telah terjerumus dalam kancah politik yang menkampanyekan Darni di lingkungan kampus.

“Dalam sosialisasi mereka masih menggunakan emblem Unsyiah, mulai dari nama, logo, sampai  jabatan akademik,” beber mahasiswa Fakultas Hukum Unsyiah itu.

Sejumlah PNS di Unsyiah Juga Terlibat

Pengerahan secara struktural juga mulai terlihat dalam suksesi pemilihan Rektor Unsyiah sebagai cagub Aceh. Maulana mencontohkan, ada beberapa dosen sering membicarakan sosok rektor sebagai cagub dalam ruang kuliah.

“Kami siap membuktikan itu,” janji maulana.

Katanya lagi, seharusnya dosen harus profesional dalam mengajar walau ia tim dari Darni. Maulana juga mengatakan ada beberapa hal lainnya yang dirasa salah, seperti adanya beberapa dosen dan civitas akademika Unsyiah, yang terlibat dalam Pemilukada di Aceh.

“Mereka ini PNS yang berasal dari Unsyiah dan belum mengundurkan diri. Seharusnya mereka lebih dewasa dalam berpolitik dan lebih gentle dalam mengambil keputusan politiknya,” akhirinya.[cra]