Aceh Butuh Poltekes Tambahan

Harlan

Keberadaan Politeknik Kesehatan di Aceh selama ini yang berada di bawah Kementerian Kesehatan sangat memberi manfaat dalam peningkatan sumberdaya bidang kesehatan. Tetapi saat ini satu-satunya Politeknik kesehatan yang ada di ibukota provinsi Aceh itu, tidak mampu lagi menampung para peminat yang begitu besar dan melayani seluruh Aceh.

Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar mengusulkan lagi penambahan pembangunan Politeknik Kesehatan Aceh II yang dapat dibangun di Kota Langsa. Bahkan untuk wilayah barat selatan walaupun belum ada inisiatif dari daerah-daerah itu tetap kita usulkan juga sehingga kita dapat memiliki  tiga Politeknik Kesehatan milik pemerintah.

“Memang itu kebutuhan mendesak dalam rangka menciptakan sumberdaya dan masyarakat sehat di Aceh,” demikian disampaikan Wagub di rumah dinasnya di Blang Padang ketika menerima audiensi Panitia Pembentukan Poltekkes Aceh II yang dipimpin Abul Hayat, SKM. M. Kes, Ahad, 4/12/2011.

Seperti diketahui, Wakil Gubernur Aceh yang sangat konsen memperhatikan bidang penguatan sumberdaya manusia selama ini, juga telah berhasil merintis dan mendapatkan dukungan pusat untuk pembangunan Institut Kesenian Aceh, sekolah penerbangan, Politeknik Tamiang, dayah perbatasan, rencana-rencana penegerian STAI Gajah Puteh Takengon, Unsam Langsa, UTU Meulaboh, Ma’had ‘Ali dan program-program pendidikan lainnya.

Rintisan dan pengelolaan beasiswa yang dilakukannya juga terus berjalan dan mulai menghasilkan sumberdaya manusia, mulai program beasiswa anak yatim, fakir miskin, alumni dayah hingga sarjana secara umum, baik di dalam maupun luar negeri.

SDM Kesehatan Harus Kuat

Terkait penguatan dan perbaikan kesehatan masyarakat di Aceh mutlak dibutuhkan sumberdaya manusia dan kemampuan teknis terlebih dahulu, selain peningkatan kesadaran kesehatan di tengah-tengah masyarakat.

“Apalagi Aceh memiliki visi misi kesehatan yang kita masukkan secara resmi dalam program pemerintah daerah sejak kita mau maju dulu sebagai kandidat gubernur- wakil gubernur tahun 2006 lalu yang kita sebut kesehatan gratis masyarakat Aceh. Kemudian program ini berobah nama dengan Jaringan Kesehatan Aceh (JKA). Perpaduan program kesehatan gratis dengan peningkatan kesadaran masyarakat serta perbaikan dan peningkatan sumberdaya manusia ini harus dapat direalisasikan supaya dana yang keluar begitu besar tidak sia-sia dan tidak menyimpang, tetapi harus efektif, efisien dan tepat sasaran,” ujar Wagub Nazar.

Jadi, katanya, kalau kita mau membangun serta merubah dengan benar, mencerdaskan, menyelamatkan dan menyejahterakan, maka investasi di bidang sumberdaya manusia perlu menjadi prioritas utama siapapun yang menjadi pimpinan Aceh ke depan.

“Saya sangat menginginkan kawan-kawan bupati dan walikota di seluruh Aceh untuk selalu menempatkan pembangunan sumberdaya manusia sebagai misi prioritas. Kalau yang lainnya mudah dilakukan secara simultan jika sumberdaya manusia cukup,” tambah Wagub lagi.

Termasuk sumberdaya manusia bidang kesehatan yang tidak boleh kurang. Apalagi selama ini penyakit-penyakit yang diderita masyarakat Aceh seperti jantung, diabetes, darah tinggi, stroke, lambung, demam berdarah, malaria dan penyakit-penyakit yang mematikan lainnya sangat dominan. Demikian juga kematian ibu hamil dan bayi masih tinggi.

“Jadi sumberdaya kesehatan untuk tujuan perbaikan pelayanan kesehatan dan pengobatan masyarakat yang lebih baik mutlak harus ditingkatkan agar kita punya seumberdaya manusia serta masyarakat yang siap dan kuat dalam membangun,” akhiri Nazar.[]