Presiden: Pemimpin Harus Pahami Keinginan Rakyat

Misdarul Ihsan

Susilo Bambang Yudhoyono

Bali – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan keberhasilan sebuah pemerintahan salah satunya tergantung dari kemampuan pemimpin untuk memahami keinginan dan aspirasi rakyat.
“Ketika terjadi diskoneksitas antara pemimpin dan keinginan rakyatnya, proses politik akan mengalami kegagalan,” kata Presiden saat membuka Bali Democracy Forum IV di Nusa Dua, Bali, Kamis.

Kepala Negara mengatakan di abad ke-21 pemimpin negara harus hidup dan bekerja dengan aspirasi rakyat.

“Setiap dari kita memiliki cara untuk merespons aspirasi rakyat, namun memberikan respons sangat penting,” tegasnya.

Hal tersebut, kata Presiden karena perubahan landscape (atau peta,red) politik dan demokrasi di abad ke-21.

“Ini karena kita menghadapi perubahan landscape sosial dan politik ditandai dengan perkembangan media sosial dimana pendapat dan aspirasi warga negara berkembang dibanding sebelumnya,” kata Presiden Yudhoyono.

Presiden memberikan contoh, gerakan demokrasi di Timur Tengah dan Afrika Utara menunjukkan bahwa perubahan terjadi ketika masyarakat memerlukan ruang yang lebih luas untuk berekspresi dan media sosial serta smart phone menjadi senjata yang ampuh untuk melakukan perlawanan.

Kepala Negara mengatakan setiap pemerintahan tentu memiliki alat untuk mengetahui aspirasi publik. Presiden sendiri memiliki mekanisme masukan masyarakat melalui pesan singkat telepon selular dan juga kotak pos.

“Saya melihat itu merupakan salah satu cara yang baik untuk menyerap aspirasi masyarakat,” katanya.

Dalam penyelenggaraan BDF IV, delapan kepala negara atau setingkat kepala pemerintahan dari negara sahabat hadir dalam acara yang berlangsung hingga Jumat (9/12) mendatang tersebut.

Para kepala negara atau setingkat kepala pemerintahan yang hadir yaitu Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei Darussalam, Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapaksa, Perdana Menteri Mongolia Sukhbataar Batbold, Perdana Menteri Qatar Sheikh Hamad Bin Jassim Bin Jabr Al-thani, Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Wakil Presiden Filipina Jejomar Binay dan Deputi Perdana Menteri Turki Bullent Arinc.

Presiden Yudhoyono dalam sambutannya menyampaikan pujian atas peningkatan jumlah peserta perhelatan tersebut termasuk kehadiran para pejabat setingkat menteri sejumlah 25 negara dan secara keseluruhan delegasi yang hadir berasal dari 82 negara.[Antara]