Sungai di Nagan Raya Mengering 8,5 Jam

Qaid Arkana

Meulaboh – Sungai “Krueng Ineung” yang terbesar di Nagan Raya, mengering seketika selama 8,5 jam diduga akibat tersumbatnya sumber mata air di wilayah Aceh Tengah.

Jufriadi (32) di Desa Lhot Seumot, Kecamatan Bentong, Nagan Raya, Minggu (18/12) mengatakan, keringnya sungai terpanjang di wilayahnya dengan lebar 40 meter membuat warga setempat panik karena dalam dua hari terakhir di daerah itu diguyur hujan.

“Kami juga tidak tahu pasti penyebabnya apa, namun berdasarkan keterangan warga Aceh Tengah, karena ada sesuatu benda yang keluar dari lokasi mata air yang menghambat air mengalir,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, peristiwa langka tersebut terjadi sejak Sabtu (17/12) pukul 01.30 WIB, sehingga membuat warga setempat panik dan kondisi debit air berangsur normal Minggu pagi pukul 08.00 WIB.

Jelasnya, riak air akan mengering diketahui sejak Sabtu pukul 15.00 WIB, kemudian sebagian warga yang tinggal berhampiran sungai sejak itu beranjak ke daerah lain yang dianggap aman.

Katanya, menurut mitos yang dipercayai warga setempat, mengeringnya air sungai terpanjang di Kabupaten Nagan Raya yang terhubung dengan Kabupaten Aceh Tengah, karena ada ulah seekor ular raksasa atau “naga” yang keluar dari tempat persemedian untuk menghirup udara segar.

“Sore kemarin masyarakat ada yang mengungsi bahkan, mereka khawatir dengan kondisi air sungai tersebut, apalagi masih ada mitos yang dipercayai ada ulah hewan besar,” sebutnya.

Lebih lanjut dikatakan, kekhawatiran masyarakat setempat belajar dari pengalaman yang sudah-sudah sempat diterjang banjir bandang pada tahun 1980-an yang merusak pemukiman warga meskipun tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.

Sama halnya dengan kejadian tersebut, air tiba-tiba mengering karena tertahan dan kemudian turun secara mendadak menerjang pemukiman mereka, karenanya warga setempat memilih menghindar sebelum muncul insiden yang diprediksikan itu.

Menurut guru SDN Seumon itu, hingga Minggu pagi sebagian warga sudah pulang ke rumah, karena kondisi air sungai berangsur normal, meskipun kondisi air sudah mengeruh.

“Airnya sudah berangsur normal, tapi masih keruh karena air yang mengalir itu bersumber dari pegunungan yang biasanya jernih dan bening, tapi kami di sini tetap waspada,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nagan Raya Mawardi yang dihubungi belum sempat memastikan penyebab kejadian mengeringnya sungai setempat karena sumber air bukan dari daerah mereka.

Namun dari informasi disampaikan masyarakat setempat, pemerintah daerah sudah menginstruksikan masyarakat sejak Sabtu malam untuk tetap waspada dengan kondisi yang meresahkan tersebut.[Antara]