Meulaboh– Seratusan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, Rabu (28/12), menggelar aksi protes meminta agar dekan mereka mengundurkan diri, karena dinilai tidak kooperatif.
Koordinator aksi Chairil mengatakan upaya tersebut mereka lakukan, karena sudah gerah melihat dan mengikuti peraturan yang selama ini dijalankan Dekan Fakultas Ekonomi Zulbaidi MM tidak seperti diharapkan mahasiswa.
“Selama ini, kami cukup bersabar dengan peraturan yang diterapkan, apalagi kami mengindikasikan bahwa dekan kami itu menyalahgunakan keuangan kampus,” tegasnya usai aksi.
Karena maksud hati tidak digubris mahasiswa menyegel kampus mereka dengan palang kayu, sehingga aktifitas kuliah terhenti meskipun dekan fakultas sempat meminta melakukan perundingan namun mahasiswa tetap menolak.
Chairil menjelaskan, ada sejumlah tuntutan mereka yang lain disampaikan secara tertulis kepada pihak yayasan selain menuntut mundur Dekan Fakultas Ekonomi yang sudah bekerja lima tahun lebih memimpin.
Ia menegaskan, sebelum Rektor UTU Ir Abdul Malek MSi menggantikan dekan fakultas ekonomi, mahasiswa tetap bersikeras menyegel fakultas dan mogok belajar sampai adanya pergantian dekan baru.
“Untuk sementara ini fakultas ekonomi dulu yang kami segel dan kami mogok belajar, apabila tuntutan kami tidak dipenuhi, kami akan menyegel pintu masuk ke UTU sekalian,” tegasnya.
Adapun tuntutan lain mahasiswa Fakultas Ekonomi UTU yakni, pihak yayasan harus merubah managemen, kemudian tidak ada lagi nepotisme, adanya transparansi kepada mahasiswa, serta tidak memilih kerabat dosen dalam prioritas biaya siswa dari pemerintah.
Selain itu, meminta kapasitas tenaga dosen diperbanyak dan berkwalitas, sehingga tidak membuat mereka sering absen dosen, menghilangkan butir pencegahan pergerakan mahasiswa yang selama ini terkekang dan hak mahasiswa dipenuhi.
Sebut Chairil, sejumlah tuntutan yang dilontarkan tersebut hanya sebagian kecil yang menjadi sorotan mereka, sehingga timbul aksi protes, namun kedepan mahasiswa mengancam nekat membuat aksi lebih besar apabila tuntutan mereka tidak dipenuhi.
“Kami tidak ingin terus-terusan dalam tekanan, tidak bisa melakukan pergerakan dan sebagainya, kami bangkit sampai permintaan kami dipenuhi, mahasiswa bukan orang bodoh yang bisa ditipu,” pungkasnya.[Antara]