Banda Aceh – Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Suara Independen Rakyat Aceh (DPP Partai SIRA) Teuku Banta Syahrizal mengaku terkejut saat menerima surat pengunduran diri Muhammad MTA dari Partai SIRA. Menurutnya, dari aspek ralasi kepartaian antara saudara MTA dengan jajaran DPP harmonis-harmonis saja.
“Jujur awalnya kita terkejut. Kita sangat menyayangkan dan merasa kehilangan, karena seorang kader, petinggi partai, dan teman bersama memilih tidak mau bersama lagi dalam satu partai. Namun dalam berpolitik selalu ada pilihan-pilihan,” ujarnya ketika dimintai tanggapan terkait mundurnya Muhammad MTA dari Ketua Bidang Internal dan keanggotan Partai SIRA.
Namun, pihaknya membantah jika disebutkan petinggi Partai SIRA tidak menggubris surat soal desakan digelarnya Rapimsus.
“Tudingan ini tidak benar. DPP punya penilaian tersendiri terhadap permintaan beliau, sehingga tidak mungkin menggelar Rapimsus hanya untuk membahas persoalan yang saudara MTA minta,” ujar Teuku Banta yang akrab disapa Banta ini.
Banta menjelaskan, Partai SIRA memang akan menggelar Rapimsus, tapi tidak tergesa-gesa seperti permintaan MTA. Menurutnya, SIRA sudah mengagendakan menggelar Rapimsus pada pertengahan Januari 2012 untuk bahas persoalan konsolidasi pemenangan kandidat calon-calon kepala daerah yang diusung dan didukung Partai SIRA pada Pemilukada 2012 ini.
“Juga kita akan bahas langkah konsolidasi partai untuk persiapan menghadapi verifikasi Depkumham, KPU/KIP dan pemenangan partai pada pemilu 2014 nanti,” ujarnya sembari menyebutkan permintaan dari MTA juga menjadi salah satu agenda yang akan dibahas termasuk memberikan klarifikasi.
Bahkan, lanjut Banta, sebelum Rapimsus digelar, pihaknya mengharapkan adanya komunikasi antara MTA dengan Ketua MTP, karena ada hal yang harus saling mengklarifikasi antara kedua orang ini terkait komunikasi yang tersendat.
“Partai ini kan kita bangun secara kekeluargaan, setara dan relasi yang kita dorong adalah relasi yang humanis dan saling mengisi, maka menjadi lebih bijak jika ada kesalahpahaman antara sesama kader diselesaikan secara kekeluargaan dan saling memahami,” jelas pria yang pernah mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Aceh Jaya pada Pilkada 2006 silam.
Apalagi, sambungnya, persoalan yang dipaparkan MTA terkait hal personal dengan personal, sementara para pengurus dan teman-teman hanya media informasi saja.
“Jadi saling mengklarifikasi secara personal adalah langkah awal yang sangat baik,” katanya menyarankan.
Terlepas dari itu semua, sebutnya, sekarang saudara MTA sudah mundur dari pengurus dan anggota partai. Pihaknya hanya mengaku berat melepaskan kepergian Muhammad MTA. Namun, karena ini sudah menjadi sikap final dari dia, pihaknya hanya bisa mengucapkan selamat jalan.
“Terima kasih atas seluruh sumbangsih tenaga, fikiran dan kerja keras, cerdas dan ikhlas saudara dalam membangun dan menjaga partai kita ini,” lanjutnya. “Semoga kita akan bisa terus berbuat yang terbaik untuk menyelamatkan, mencerdaskan, dan menyejahterakan Aceh, meskipun kita tidak separtai lagi. Doa kami semoga MTA semakin bisa lebih optimal berjuang untuk Aceh di komunitas politik yang Tgk pilih kemudian hari,” pungkasnya. []