Banda Aceh – Perdamaian Aceh yang telah dicapai dan disepakati semua pihak sejak pertengahan Agusutus 2005 lalu adalah modal bagi Aceh untuk membangun, hidup aman sejahtera dan membangun peradaban demokrasi yang berkualitas. Perdamaian Aceh sangat mahal harganya dan perlu diisi seluruh rakyat serta pemerintahan. Banyak nyawa, harta benda dan korban lainnya yang harus hilang sampai perdamaian itu bisa dicapai.
“Jangankan keuntungan besar, modal saja belum kembali karena besarnya modal pengorbanan dari rakyat selama puluhan tahun yang dikeluarkan, yaitu nyawa, harta benda dan lain-lain. Karena itu kita mengharapkan dan meminta tak ada satupun dan dari pihak manapun yang mengganggu Aceh serta memanfaatkan isu-isu Pemilukada 2012,” demikian disampaikan Wakil Gubernur Aceh, Muhammad Nazar, Jumat 6/01/12, yang juga kandidat Gubernur Aceh 2012 – 2017 yang diusung Partai Demokrat, PPP dan Partai SIRA.
Pernyataan ini disampaikan Wagub ketika menjadi narasumber dalam diskusi informal yang dihadiri beberapa aktivis Aceh dan nasional di Jakarta yang juga menyikapi keadaan Aceh terakhir, khususnya beberapa perisitiwa penembakan terhadap warga sipil dalam dua minggu terakhir di Aceh.
Katanya, betapa susah memperoleh perdamaian Aceh dan prosesnya dulu sempat gagal beberapa kali, bahkan melewatinya penuh rasa saling curiga. Begitu mahal perdamaian dan damai itu adalah pra syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan, kesejahteraan dan demokrasi.
“Tak akan lahir pembangunan, kesejahteraan dan demokrasi yang berkualitas serta berkelanjutan tanpa damai dan kekompakan. Membangun perdamaian itu susah dan mahal, merusaknya murah dan gampang. Saya sendiri sebagai salah satu yang ikut terlibat membangun dan mendorong perdamaian Aceh, sekaligus dapat juga dikatakan ikut menjadi korban konflik sangat merasakan hal itu. Maka saya selalu mengharapkan kepada siapapun di Aceh dan bangsa Indonesia seluruhnya untuk menyayangi Aceh serta rakyatnya. Jangan ada lagi yang main-main dengan hal-hal yang riskan terhadap perdamaian. Berikan kesempatan kepada Aceh dan rakyatnya untuk terus membangun, hidup damai dan berdemokrasi. Apalagi dalam momentum menghadapi proses demokrasi Pemilukada 2012 ini, mari semuanya mendukung Pemilukada damai di Aceh, jangan ada yang ganggu,” tambah Wagub.
Pekerja dan Penduduk Sama-sama Harus Dilindungi
Dilihat dari beberapa korban penembakan yang sebahagian besar bersuku Jawa harus mendapat perhatian semua pihak. Siapapun yang menetap di Aceh, baik penduduknya yang permanen maupun pendatang untuk bekerja mencari nafkah harus sama-sama kita lindungi.
Nazar mengharapkan, jangan sampai ada yang terprovokasi pancingan-pancingan yang destruktif. Apalagi provokasi kekerasan yang mengorbankan suku tertentu. “Kami mengharapkan dan mendoakan semua atau siapapun yang ada di Aceh tetap aman damai dan jangan terprovokasi dengan aksi penembakan itu. Aceh terbuka bagi siapa saja dan semua wajib mengikuti aturan hukum yang berlaku,” ujarnya.
Karenanya, Nazar mengharapkan pihak kepolisian dapat bekerja keras menemukan pelaku penembakan dan mengusutnya secara tuntas.
“Kami mendukung dan mendorong pihak kepolisian untuk mengambil langkah-langkah cepat, termasuk langkah-langkah pencegahan agar korban tidak berjatuhan lagi serta damai tidak terkoyak,” pinta Wagub Nazar.[]