Rusia Prihatin Terhadap Nuklir Iran

Qaid Arkana

Moskow-Rusia menyampaikan keprihatinannya terhadap kabar yang menyebutkan Iran mulai melakukan pengayaan uranium ke tingkatan yang lebih tinggi dari sekadar untuk memenuhi kebutuhan energi listrik.

Peta satelit yang menunjukkan lokasi pembangkit nuklir Fordo, Iran.

Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan upaya pengayaan yang dilakukan pada fasilitas nuklir bawah tanah Fordo dekat kota Qom menunjukan Iran mengabaikan keprihatinan internasional terhadap program nuklir mereka.

“Moskow telah menyampaikan penyesalannya dan khawatir terhadap kabar yang menyebutkan mulai dilakukannya pengayaan uranium di reaktor nuklir Iran,” demikian pernyataan Kemenlu Rusia seperti dikutip dari kantor berita Rusia, ITAR-TASS.

Rusia merupakan salah satu negara yang dianggap memiliki hubungan diplomatik cukup dekat dengan Iran.

Keprihatinan terhadap kebijakan Iran ini juga disampaikan Cina yang sebelumnya menolak pemberian sanksi terhadap negara itu.
Cina memperingatkan kemungkinan munculnya musibah sebagai konsekuensi jika isu soal nuklir Iran ini membesar dan berujung pada konflik.

Jepang sebelumnya telah mengatakan “sangat prihatin” terhadap langkah Iran dalam menangani nuklirnya.

Pernyataan keras telah disampaikan Amerika Serikat yang meminta Iran menghentikan upaya baru pengayaaan nuklirnya tersebut.
Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton mengatakan “tidak ada satu hal pun yang bisa membenarkan” langkah Iran ini.

Menjadi senjata

Reaksi keras Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya muncul setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) mengatakan Iran tengah memulai proses pengayaan uranium di pembangkit Fordo dekat kota Qom di utara negeri itu.

Juru bicara IAEA Gill Tudor mengatakan badan itu bisa memastikan Iran tengah melakukan pengayaan uranium hingga 20%.

Sejumlah analis mengatakan pengayaan 20% adalah langkah penting untuk menjadikan uranium ke tingkat persenjataan.

Namun Iran bersikukuh pengayaan uranium itu dilakukan untuk memproduksi isotop untuk proses pengobatan kanker.

Teheran mengatakan proyek pengayaan uranium ini dimulai pada 2007, namun IAEA meyakini fasilitas ini sudah mulai dibangun pada 2006.

Wartawan BBC di Iran James Reynolds mengatakan fasilitas nuklir itu menarik banyak perhatian dan kecurigaan.

Tempat itu dibangun di bawah tanah, dibangun dengan sangat kuat dan dijaga ketat angkatan bersenjata. Sehingga fasilitas nuklir ini sulit diserang lewat udara.

Negara- negara Eropa berencana untuk menerapkan sanksi baru bagi Iran atas laporan terbaru yang dimunculkan oleh IAEA karena dinilai telah melanggar resolusi PBB.[bbc]