Senin (6/2) siang tadi suasana rumah Asnawi Abdurrahman alias Pakwi alias Aneuk Kacoek (39), Ketua Regional II Seuramoe Irwandi Yusuf-Muhyan Yunan, di Dusun Tanjung Seuleumak, Desa Beusa Meuranoe, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur, ramai didatangi tamu, terutama dari pihak kepolisian dan wartawan serta warga lain untuk sekedar melihat kondisi pascapenembakan, Minggu (5/2) malam.
Udara panas menyengat. Di depan rumah beton yang tergolong mewah itu, dua perempuan sedang menganyam atap rumbia untuk dijual ke pasar. Perempuan itu merupakan tetangga Pakwi. Sementara di sebelah rumah Pakwi terdapat rumah mertuanya. Saliah, namanya.
Pada malam kejadian, Pakwi sedang tidak berada di rumah. Hanya isterinya Mariani (25) bersama tiga anaknya yang berada di rumah orang tua Mariani, di sebelah rumah yang menjadi sasaran penembakan OTK.
Mariani perempuan dengan gaya lugu siang kemarin memang sulit untuk diwawancarai. Ia terlihat sedang menidurkan anaknya yang bungsu di ayunan. Tak banyak kata- kata yang keluar dari mulut perempuan berkulit putih ini.
Usai menidurkan sang anak di rumah orang tuanya yang hanya terpaut 5 meter. Mariani pun beranjak masuk ke rumah yang ditembak OTK sambil melihat keramik di dalam rumah yang hancur akibat dihantam peluru AK.
Sesekali ia menoleh keluar jendela untuk melihat polisi dan wartawan yang menunggunya untuk wawancara. Namun, ia hanya membalas dengan ucapan “lon ka trauma, hanjeut loen peugah haba le”.
Begitu ucapan yang keluar dari mulut Mariani sambil membetulkan kain batik untuk menutup rambutnya yang terurai panjang.
Apa yang dirasakan oleh Mariani juga dibenarkan sejumlah warga yang berkerumun di depan rumahnya.
“Memang benar bang, dia sangat trauma. Sayang anak- anaknya yang masih kecil mendengar berondongan senjata yang membabi buta,” ungkap salah seorang warga.
Pakwi yang sempat terhubung via telepon siang itu mengaku sedang dalam perjalanan pulang dan sudah sampai di Panton Labu, Aceh Utara. Tidak ada banyak kalimat yang dilontarkannya.
”Itulah yang terjadi. Sayang anak- anak saya masih sangat kecil. Mereka trauma,” ungkapnya singkat. [Iskandar Usman Al-Farlaky]