Banda Aceh – Belasan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Pemerintah Mahasiswa Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, menuntut Penjabat Gubernur Aceh bersikap netral pada pilkada.
Tuntutan tersebut disampaikan dalam unjuk rasa di Bundaran Simpang Lima, Kota Banda Aceh, Rabu (8/2). Dalam aksi tersebut mereka mengusung spanduk bertuliskan “Penjabat Gubernur wajib netral dan bukan titipan”.
Dalam aksi tersebut, mahasiswa juga menggelar teater jalanan mengisahkan sejumlah orang yang berebut kekuasaan. Aksi mendapat perhatian pengguna jalan yang melintas di bundaran tersebut.
“Hari ini, Tarmizi A Karim dilantik sebagai Penjabat Gubernur Aceh. Beliau harus mampu bersikap netral pada pilkada,” ujar Furqan Ishak Aksa, dalam orasinya.
Presiden Pemerintah Mahasiswa Universitas Syiah Kuala itu menyebutkan, meski masa penjabat gubernur sifatnya sementara, namun posisi itu merupakan jabatan strategis dan berpengaruh bagi rakyat Aceh.
“Apalagi pemilihan gubernur dan wakil gubernur definitif akan dilangsungkan 9 April 2012. Pada saat itulah netralitas penjabat gubernur diuji,” katanya.
Sementara, Ibnu Sa`dan Adnan, koordinator aksi, menyatakan, penjabat gubernur harus berani menentang intervensi politik dari para kontestan pilkada dan tidak memihak kepada siapa pun.
Dalam pilkada ini, ujar dia, penjabat gubernur harus mampu menjamin berlangsungnya pilkada damai, sehingga melahirkan pemimpin yang bermartabat.
“Kami akan mengawal penjabat gubernur tersebut hingga terpilihnya kepala daerah definitif. Kami tidak ingin penjabat gubernur menjadi alat politik kelompok tertentu,” tandas Ibnu Sa`dan Adnan.
Massa Pemerintah Mahasiswa Universitas Syiah Kuala Banda Aceh tersebut akhirnya membubarkan diri dengan tertib setelah berunjuk rasa sekitar satu jam di bundaran tersebut.[Ant]