MANAMA – Pasukan keamanan Bahrain menembakan gas air mata dan granat cahaya kepada pemrotes yang berkumpul untuk memperingati satu tahun demonstrasi pro-demokrasi.
Para pemrotes mencoba untuk mengambil alih Lapangan Mutiara di ibukota Manama – pusat demonstrasi tahun lalu.
Ribuan polisi anti huru-hara dan pasukan keamanan lainnya telah dikirimkan ke seluruh wilayah kerajaan.
Setidaknya 60 orang dilaporkan tewas sejak protes yang dipimpin kelompok Syiah dimulai pada Februari tahun lalu.
Senin (13/2) sore, para demonstran menuju Lapangan Mutiara sebelum mereka didesak mundur dengan menggunakan gas air mata dan peluru karet, seperti dilaporkan Reuters.
“Kami tidak akan menyerah,” kata Nader Abdulimam, yang berada di sebuah lokasi penampungan dengan pemrotes lainnya untuk menghindari gas air mata.
“Ini sudah berlangsung selama satu tahun dan ini akan dilakukan di tahun ini dan berikutnya.”
Monarki Konstitusional
Demonstran, yang berasal dari mayoritas Syiah, meminta monarki konstitusional di Bahrain.
Pemerintah Raja Hamad bin Isa al-Khalifa mengatakan pertemuan ini merupakan komitmen untuk memperkenalkan reformasi politik, seperti dilaporkan wartawan BBC.
Sebuah penyelidikan independen dilakukan oleh Raja Hamad setelah meningkatnya kecaman internasional terhadap kasus pelanggaran HAM.
Dalam laporan November lalu, dikonfirmasi penggunaan pasukan keamanan dan penyiksaan sistematis terhadap para tahanan oleh pasukan keamanan.
Februari lalu, para pemrotes menduduki lapangan selama sekitar satu bulan dan dibubarkan setelah Arab Saudi dan negara kawasan Teluk yang diperintah kelompok Sunni mengirimkan pasukan ke Bahrain.[bbc]