Idi-Sekitar 90 KK korban banjir bandang dari Desa Pelita Sagoep Jaya Kecamatan Indra Makmu, Aceh Timur, sampai sekarang belum diperhatikan dengan serius oleh pihak pemerintah setempat dan pihak PTP 1. Padahal, banjir bandang yang terjadi medio Januari 2012 lalu tersebut akibat adanya replanting pohon karet oleh Perusahaan Perkebunan (PTP 1).
“Sampai saat ini korban banjir belum mendapatkan perhatian serius dari pihak Pemda Aceh Timur dan PTP, padahal masyarakat sudah berulang kali meminta bantuan pada pihak terkait agar meluruskan sungai yang kerap meluap dan membanjiri desa,” ungkap Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin, Senin (27/2).
Safaruddin mengatakan, bantuan yang pernah di terima oleh masyarakat saat itu hanya berupa 2 sak semen, 2 lembar seng dan 2 lembar triplek. Padahal, masyarakat sangat menginginkan agar sungai dapat di lempangkan supaya tidak mengarah ke arah pemukiman penduduk.
“Masyarakat desa Pelita Sagoep Jaya kerap kali kebanjiran ketika musim hujan. Terakhir Januari 2012 kemarin timbul banjir bandang yang menghanyutkan rumah-rumah masyarakat.”
Karenanya, YARA meminta pihak terkait agar segera merespon permintaan masyarakat di sekitar areal PTP1. Safaruddin juga meminta PTP 1 mau membuka dokumen AMDAL ke publik agar masyarakat sekitar tidak dirugikan oleh adanya perkebunan sawit.
Kata Safaruddin lagi, kalau melihat kondisi perkampungan dan kondisi masyarakat di Gampong Pelita Sagoep Jaya sangat menyedihkan, itu tidak sesuai bagi desa yang bersentuhan langsung dengan areal PTP.
“Kami mempertanyakan dokumen AMDAL dan kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) dari PTP” kata Safaruddin.
Sigit Widiyarto (36), salah satu tokoh masyarakat desa Pelita Sagoep Jaya dalam pertemuan dengan ketua YARA dan Penasehat perwakilan YARA Aceh Timur, Nurman (Man Camat) mengharapkan agar adanya penyelesaian permasalahan yang di hadapi oleh masyarakat desa Sagoep Pelita, seperti jalan yang sudah puluhan tahun tidak pernah diaspal, fasilitas umum dan sarana olah raga yang tidak kunjung dibangun.
Dalam kesempatan tersebut, Nurman Juga mempertanyakan dana Corporate Social Responsibility (CSR) PTP 1 di alokasikan kemana, karena PTP 1 wajib membantu masyarakat disekitar nya dengan dana CSR perusahaan.
“Kalau seperti ini seperti ayam mati di lumbung padi,” kata Nurman menyikapi kondisi masyarakatnya yang porak poranda pasca banjir bandang.[]