D Kemalawati Terima Penghargaan Sastra 2011

Harlan

D Kemalawati saat membacakan puisi - Foto Facebook

Banda Aceh – Budayawati Aceh D Kemalawati terpilih sebagai salah satu penerima penghargaan sastra untuk kalangan pendidik 2011 yang diselenggarakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

“Alhamdulillah, tidak menyangka dari tiga orang mendapat penghargaan sastra 2011 itu, saya salah satunya di luar Pulau Jawa,” kata Kemalawati di Banda Aceh, Sabtu (29/10) malam.

Penghargaan sastra itu diperolehnya dalam rangkaian peringatan hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2011 di Jakarta. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Agus Dharma.

D Kemalawati, sarjana matematika yang juga guru SMK Negeri 2 Banda Aceh itu mengaku penghargaan tersebut diberikan atas karya sastra sebagai penulis cerpen, opini dan syair serta pemain drama.

Sejumlah judul buku karyanya selama ini antara lain berjudul “Surat dari Negeri Tak Bertuan (antologi puisi dalam bahasa Inggris dan Indonesia), Seulusoh (novel), Pembelaan Guru (opini pendidikan) serta beberapa karya antologi bersama, baik dalam maupun luar negeri.

D Kemalawati juga telah meluncurkan buku antologi puisi “3 Dihati” bersama penyair nasional, Diah Hadining (Jakarta) dan Dimas Arika Miharja (Jambi).

Sementara itu, Ketua Dewan Kesenian Banda Aceh Sofyan Sawang mengatakan penghargaan yang diraih sastrawati Aceh tersebut sebuah kenyataan bahwa kehidupan sastrawan/sastrawati Aceh masih eksistensi tidak hanya di tingkat lokal tapi mampu berbicara pada tatanan nasional.

“Rentetan sejarahnya sebenarnya Aceh tidak terlepas sastra. Sebab Aceh banyak melahirkan sastrawan besar baik nasional maupun internasional. Bahasa persatuan (Indonesia) yang pertama itu merupakan sumbangsih dari sastra dari Aceh,” kata dia.

Ia juga berharap penghargaan sastra bagi sastrawati Aceh (D Kemalawati) itu dapat mendorong penulis (sastrawawan muda) di Aceh lainnya untuk terus berkarya.

Oleh karenanya, Sofyan Sawang meminta peran pemerintah dan berbagai pihak lainnya agar memberi ruang yang cukup bagi seniman Aceh guna bisa berkreasi dengan memperbanyak agenda seni dan budaya seperti perlombaan dan pementasan sehingga mereka dapat beraktifitas. [Antara]

Leave a Comment