BANDA ACEH | ACEHPUNGO.COM – Harga minyak serai wangi terus melonjak, mencapai Rp340.000/kilogram atau naik dari harga sebelumnya pasca-lebaran lalu yang mencapai Rp335.000/kilogram. Padahal, beberapa bulan lalu harga minyak atsiri hanya berkisar antara Rp150 ribu hingga Rp180 ribu per kilogram (kg). Melonjaknya harga minyak sereh wangi ini tentu saja menggembirakan para petani.
Petani serai wangi di Kabupaten Gayo Lues mengatakan, melonjaknya harga minyak serai wangi di pasaran membuat para petani mempercepat masa panen. Seperti diketahui, setelah proses penanaman sereh wangi dilakukan, panen perdana dapat dilakukan ketika tanaman ini berumur 6 bulan. Panen rata-rata serai wangi adalah setahun empat kali atau per tiga bulan sekali. Masa panen yang singkat ini membuat tanaman penghasil minyak atsiri ini sangat digemari oleh masyarakat.
Menurut pakar pertanian, dalam rentang waktu lima (5) tahun petani tidak perlu lagi menanam bibit baru. Bahkan, jika tanaman ini dirawat dan dipupuk dengan baik, masa produktif serai wangi bisa mencapai umur 10 tahun. Di kalangan petani, serai wangi bukanlah tanaman yang manja, karena bisa ditanam dalam iklim apa pun dan berbagai kondisi tanah. Di lahan bekas tambang pun bisa ditanami serai wangi, dan hasilnya tetap menguntungkan.
Petani di Gayo Lues, Awan Sere, mengatakan, melonjaknya harga serai wangi di pasaran membuatnya mempercepat masa panen serai wangi. Awan mengaku memanen lebih satu hektar serai wanginya di kawasan Jabo, Blangkejeren. Setelah disuling, minyak serai wangi langsung dijual ke agen penapung.
Untuk memanen serai wanginya, Awan Sere bahkan rela mempekerjakan beberapa pekerja dengan upah Rp80 ribu per hari. Alhasil, dalam sehari ia bisa menyuling tujuh ketel serai wangi, di mana setiap ketel menghasilkan sekitar 7 ons minyak serai wangi murni.
Para petani pun senang bukan main. Mereka seperti mendapat durian runtuh dengan lonjakan harga minyak serai wangi ini. Mereka bisa mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda setelah harga jual minyak atsiri di pasaran terus menunjukkan tren naik. Sebelumnya, para petani terbiasa menjual minyak atsiri dengan harga Rp150 ribu hingga Rp180 Ribu per kilogram (Kg), namun kini mereka menjualnya Rp335 ribu hingga Rp340 ribu per Kg.
Minyak Serai Wangi Mulai Tak Laku
Memasuki tahun 2019, datang kabar mengejutkan dari Gayo Lues, bahwa minyak serai wangi mulai tidak laku lagi di pasaran. Agen-agen penampung di negeri seribu bukit itu membuat pamflet berisi informasi tak membeli minyak atsiri tersebut. Akibatnya, para petani terpaksa menghentikan penyulingan minyak sereh wangi tersebut.
“Semua agen penampung di Gayo Lues tidak lagi membeli minyak serai wangi, bahkan ditempel pengumuman di rumah penampung itu, padahal banyak petani yang sedang panen saat ini,” kata seorang petani serai wangi di sana.
Kondisi ini menyebabkan banyak petani di sana jadi pengangguran. Soalnya, hampir 40 persen warga Gayo Lues memiliki kebun serai wangi dan berpenghasilan dari tanaman yang tidak mengenal tempat itu.
Mansyur, seorang agen penampung di Kecamatan Kutepanjang, Gayo Lues, membenarkan keluhan para petani. Pihaknya kini tidak lagi menampung minyak serai wangi. Salah satu alasannya karena modal yang tidak kunjung dikirim oleh agen penampung dari Medan.
“Alasan lain karena harga tidak menentu, jadi kami tidak berani membelinya, itu pun saya rasa hanya sementara saja, beberapa hari lagi saya yakin akan normal kembali,” ujarnya.
Menurut Mansyur, harga minyak sere wangi di Gayo Lues mencapai Rp350 ribu per kg, kemudian turun mendadak menjadi Rp280 ribu per Kg, dan saat ini tidak dibeli lagi lantaran modal tidak dikirim dari Medan dan harga pasaran tidak menentu.
“Bagi petani yang sedang menyuling serai wangi silahkan saja lanjutkan, dan minyaknya agar ditampung dulu sementara, saya yakin beberapa hari ke depan sudah normal lagi, dan agen akan membelinya kembali,” ucapnya.
Pun begitu, permintaan terhadap minyak serai wangi juga terus meningkat. Banyak toko online kini menjual minyak atsiri. Minyak serai wangi atau minyak atsiri sangat bagus untuk mengurangi ruam, inflamasi, infeksi, rasa sakit dan kondisi kesehatan lainnya. []