Makassar- Lembaga Swadaya Masyarakat dan Organisasi Kemahasiswaan berbagai elemen seperti Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia, Poros Pemuda Indonesia, HMI, GMKI dan GMNI melakukan aksi memecahkan telur sebagai dukungan ke KPK .
“Aksi gerakan pecah telur ini dimaksudkan memberikan semangat dari Sulawesi Selatan dan juga sebagai tradisi orang Sulawesi ketika menjalankan amanah besar. Selain itu, dukungan moral dari semua pihak agar korupsi dapat diberantas,” kata koordinator Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia, Bahtiar Maddatuang di Makassar, Jumat (27/1).
Memecahkan telur, kata Bahtiar, dimaksudkan sebagai simbol awal pemberantasan korupsi di Indonesia yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara serius seperti dengan ditetapkannya Miranda Goeltom sebagai tersangka kasus suap cek pelawat Bank Indonesia.
“Bermula dari Sulsel dukungan moral terus kami lakukan, untuk itu diharapkan Ketua KPK Abraham Samad beserta Pimpinan KPK lainnya tetap konsisten dan tidak terpecah seperti isu liar yang beredar saat ini,” ungkapnya.
Sementara Ketua Poros Pemuda Indonesia Wilayah Sulsel, Aswadi menyatakan, dengan adanya gerakan ini diharapkan menjadi support bukan hanya kasus suap BI tetapi kasus-kasus korupsi lainnya seperti Bank Century dan Wisma Atlet di Palembang.
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Makassar Timur Irfan Idam menyatakan, mendukung langkah KPK sebagai awal pemberantasan korupsi di Indonesia. Selain itu dia berharap agar kasus Bank Century tidak lagi “masuk Angin”.
Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Makassar, Firmes Nosioktavian, megharapkan bukan hanya kasus suap BI namun kasus-kasus besar lainnya yang merugikan negara, sehingga GMKI berpendapat mendukung dan berada dibelakang KPK dalam mengawal kasus korupsi.
Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Makassar Sufyanto Torau menambahkan, dengan penangkapan Miranda Goeltom adalah sebuah awal pergerakan penuntasan kasus-kasus korupsi di Indonesia melihat pimpinan KPK dan ketuanya merupakan orang-orang baru dan bukan orang lama.[Antara]