Banda Aceh – Massa Gerakan Mahasiswa Gayo mendesak anggota DPR Aceh asal daerah pemilihan (DP)-4 mundur dari kursi dewan karena tidak memberikan kontribusi terhadap masyarakat di tiga kabupaten. Desakan tersebut disampaikan belasan pengunjuk rasa dalam demonstrasi di Gedung DPRA, Jumat (14/10). Dalam aksinya, mereka hanya diam, tidak menyampaikan orasinya.
Pada unjuk rasa yang dikawal puluhan polisi dan personel Satuan Pamong Praja (Satpol PP) itu, massa mahasiswa membentang spanduk bertuliskan “Firmandez cs adalah kolonialisme masyarakat Gayo.”
Adapun anggota DPRA dari DP-4 Provinsi Aceh yang meliputi Kabupaten Bireuen, Aceh Tengah, dan Bener Meriah, yakni H Firmandez (PKPI), HM Husen T Banta (Partai Golkar), HM Yahya Abdullah (Partai Aceh), Samsul Bahri Ben Amiren (Partai Aceh).
Kemudian, Tgk HM Wali Alkhalidi (Partai Aceh), Adly Tjalok Bin Ibrahim (Partai Aceh), Ilham (Partai Aceh), Ibnu Rusdi (Partai Demokrat), Bukhari MY (PAN), Drs Anwar Idris (PPP).
“Kami mendesak mereka mundur karena tidak memberikan kontribusi kepada masyarakat Gayo yang berada di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah,” kata Waladan Yoga, juru bicara aksi.
Padahal, kata dia, para anggota DPRA itu mendapat dana aspirasi. Namun, dana tersebut hanya ditujukan untuk daerah tertentu saja. Padahal, masyarakat Gayo ikut memilih mereka.
“Tidak ada bukti nyata mereka kepada masyarakat Gayo selama duduk di parlemen. Kalau tidak mundur dari DPRA, kami akan terus menyuarakan agar mereka tidak lagi dipilih pada Pemilu 2014,” ketus dia.
Waladan Yoga menambahkan, sejatinya para politikus yang mengataskan nama rakyat harus peduli melihat penderitaan masyarakat atau setidaknya peka terhadap kebutuhan konstituen mereka di Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Ironisnya, sebut dia, setelah duduk di legislatif, tidak ada perjuangan yang mereka lakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta pembangunan fisik dan nonfisik lainnya.
“Mereka hanya diam, tidak meneriakkan kepentingan masyarakat Gayo. Kami tidak akan pernah mengakui legitimasi mereka di DPRA sebelum terpenuhinya kesejahteraan serta pembangunan di Aceh Tengah dan Bener Meriah,” ujar Waladan Toga.
Usai menyampaikan aspirasinya lewat spanduk, para pengunjuk rasa membubarkan diri dengan tertib. Mereka berjanji akan menyuarakan desakan mundur ini di Aceh Tengah dan Bener Meriah. [Antara]