Lhokseumawe-Sejumlah nelayan korban tsunami di Kecamatan Seunedon, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, mengeluhkan bantuan boat yang dijanjikan pemerintah hingga saat ini belum terealiasi. Pawang Laot (lembaga adat laut) Kecamatan Seunedon Nurdin Wahab di Lhokseumawe, Selasa (27/12) mengatakan, meski sudah tujuh tahun bencana tsunami berlalu, namun hingga kini masih banyak sarana tangkapan nelayan yang dijanjikan pemerintah belum terealisasi secara keseluruhan.
Dikatakan, sampai saat ini untuk boat nelayan ukuran 35 GT hingga kini masih ada dua buah lagi yang belum direalisasikan, disamping juga masih banyak boat ukuran 2 GT yang belum diberikan.
Menurutnya, boat ini sangat penting bagi nelayan setempat, karena merupakan sarana yang paling vital untuk mencari nafkah bagi mencukupi kebutuhan rumah tangga keluarga mereka.
Tanpa adanya sarana ini sudah dapat dipastikan, para nelayan yang belum memiliki boat bantuan ini sulit untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, karena mereka semata-mata hanya bermata pencaharian pokok sebagai nelayan, katanya.
Nurdin Wahab menyatakan, dari 1.375 boat yang hilang akibat bencana tsunami, baru sekitar 250 unit yang diberikan bantuan, sedangkan sisanya hingga kini masih sebatas menunggu janji-janji saja.
Para nelayan yang belum menerima bantuan tersebar di delapan desa dalam wilayah Kecamatan Seunedon.
Lebih jauh Nurdin Wahab menjelaskan, selain janji bantuan boat, juga bantuan rumah korban tsunami, hingga kini juga masih banyak yang belum terealisasikan.
Dikatakan, khusus untuk bantuan rumah ada sekitar 125 kepala keluarga dari tujuh desa yang belum mendapatkan, masing-masing 20 KK di Desa Matang Lada, 20 KK di Desa Ulee Rebek Timu, 15 KK di Desa Teupin Kuyun, 25 KK di Desa Ulee Rebek Barat, 20 KK di Desa Lepo, 10 KK di Desa Matang Puntong serta 15 KK di Desa Menahan Sago.
Seperti diketahui sebelumnya, akibat bencana tsunami yang melanda Aceh Utara, 26 Desember 2004, kawasan Seunedon merupakan daerah yang terparah terkena musibah hal ini dibuktikan dengan 986 jiwa korban meninggal dunia, dan dari jumlah itu hanya tiga korban yang belum ditemukan.[Antara]