LONDON | ACEHPUNGO.COM – Gabriele Marcotti, seorang jurnalis dan penulis olahraga asal Italia yang berbasis di Inggris, mengungkapkan alasan Zidane mundur dari Real Madrid. Dalam tulisannya di ESPN.com, Kamis (31/5/2018), Marcotti menulis sebenarnya pada Rabu lalu Zidane belum memutuskan untuk mundur. “No,” jawab Zidane.
Zidane adalah pelatih fenomenal dan berkesempatan menjadi manajer pertama yang memenangkan empat Piala Eropa (Liga Champions). Namun, keputusannya mundur dari kursi pelatih Real Madrid setelah empat hari lalu memimpin Christiano Ronaldo Cs mengejutkan banyak pihak. Pasalnya, reputasi pelatih berjuluk Zizou itu sangat mengagumkan: membawa Real Madrid memenangkan mahkota Liga Champions tiga kali berturut-turut.
Saat mengumumkan mundur, pelatih berkepala plontos itu menggunakan kata “desgaste”. Menurut Marcotti, kata desgaste itu serupa dengan istilah yang digunakan oleh Pep Guardiola ketika dia meninggalkan Camp Nou enam tahun lalu, di mana kata itu memiliki arti khusus. “Usang, kehabisan bensin.” Namun dia juga mengatakan dia tidak lelah: “Saya sudah melakukan ini selama tiga tahun, saya tentu tidak kehabisan energi,” kata Zidane dalam konferensi pers di depan wartawan.
Marcotti menyebutkan, Zidane menggemakan pepatah sepak bola lama di mana jika Anda ingin terus menang dari waktu ke waktu, setiap beberapa tahun Anda perlu mengubah pemain atau pelatih.
“Waktunya tepat,” kata Zidane. “Itu bukan keputusan yang saya anggap enteng. Saya memikirkannya dengan hati-hati dan itu keputusan yang tepat, meskipun saya membayangkan banyak yang tidak setuju. Setelah tiga tahun, Real Madrid membutuhkan perubahan, cara lain untuk bekerja, gagasan lain, jika kita adalah untuk terus menang. Saya merasa itu akan sulit untuk terus menang. Dan karena saya seorang pemenang, saya akan pergi,” sambung Zidane.
Dalam catatan Marcotti, alasan Zidane mundur cukup masuk akal. Dia sudah memperhitungkannya secara matang. Zidane tahu bahwa kemenangannya di Kiev kontra Liverpool sebuah pencapaian yang luar biasa melihat performa Madrid di Laliga, finish di tempat ketiga dengan selisih 17 poin dari pemuncak klasemen, Barcelona. Zizou tidak bisa menjamin musim depan bisa bersaing dengan Barcelona, Paris Saint Germain, Juventus atau Bayern Muenchen di Liga Champions.
“Dahsyatnya berjalan jauh saat berada di ambang semakin memantapkan tempatnya dalam keabadian sepakbola sangat mengejutkan – terutama karena ini adalah tim yang dibangun untuk menang di sini dan sekarang,” tulis Morcotti di balik keputusan Zidane mundur.
Bagi Marcotti, Zidane tidak seperti orang lain sebagai pemain, dan dia tidak seperti orang lain sebagai manajer. “Dia hanya Zizou,” tulis jurnalis Italia itu dalam kolomnya di ESPN.com.