Kekerasan di Suriah Berlanjut, Belasan Orang Tewas

Harlan

Damaskus-Pegiat demokrasi di Suriah mengatakan sedikitnya 12 orang tewas dalam aksi kekerasan setelah Majelis Umum PBB menyetujui resolusi tentang Suriah.

Mereka mengatakan aparat keamanan menyerang pengunjuk rasa antipemerintah yang turun ke jalan di beberapa kota selepas sembahyang Jumat (17/2).

Sebagian korban jiwa jatuh di kota Homs yang diserang dengan meriam dan tank oleh pasukan pemerintah.

Suara ledakan yang kuat terdengar di kawasan Baba Amr, Homs, dalam rekaman video yang diterbitkan para pegiat di internet.

Video itu juga memperlihatkan ratusan pejuang pemberontak yang bergabung dalam Tentara Pembebasan Suriah bertiarap untuk menyelamatkan diri dari serangan itu.

Di beberapa kawasan di ibukota Damaskus, dilaporkan juga terjadi penembakan dan jatuh korban jiwa.

Tekanan internasional

Dalam perkembangan terpisah Prancis dan Inggris menyerukan dukungan internasional untuk melawan kekerasan yang dilakukan pemerintah Suriah.

Hal itu disampaikan oleh Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, dan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, usai pertemuan puncak kedua pemimpin di Paris.

“Kita tidak bisa menerima pembunuhan massal seorang diktator atas rakyatnya sendiri namun revolusi tidak bisa dibawa dari luar, itu muncul dari dalam Suriah sendiri seperti di yang terjadi di tempat-tempat lain,” tutur Presiden Sarkozy dalam konfernsi pers.

Sarkozy menambahkan Prancis dan Inggris akan berupaya untuk memperkuat sanksi atas pemerintah Suriah dan membantu kelompok perlawanan untuk lebih bersatu.

Sementara Cameron menegaskan tekanan atas Presiden Bashar al-Assad harus semakin diperkuat.

“Yang terjadi di Suriah menyedihkan, sebuah pemerintah menjagal dan membunuh warganya sendiri,” tutur Cameron.

Bagaimanapun kedua pemimpin sepakat bahwa kondisi di Suriah belum cukup matang untuk intervensi militer seperti yang dilakukan di Libia dengan tujuan menyeimbangkan kekuatan antara pemerintah dan kelompok pemberontak.

Resolusi PBB

Majelis Umum PBB melalui pemungutan suara sudah menyetujui resolusi yang tidak mengikat yang ditujukan untuk menghentikan kekerasan di Suriah.

Resolusi tersebut juga mendesak agar Presiden Bashar al-Assad menyerahkan kekuasaan.

Negara-negara Arab yang mendukung resolusi mengatakan suara mayoritas di Majelis Umum PBB merupakan pesan yang jelas dari dunia internasional.

Mereka menambahkan resolusi memperlihatkan bahwa Presiden al-Assad semakin terasing

Cina dan Rusia merupakan dua dari 12 negara yang menolak resolusi tersebut. Sebelumnya kedua negara itu juga memveto resolusi ata Suriah di Dewan Keamanan PBB.

Sejak unjuk rasa marak menentang pemerintah Presiden al-Assad, Maret lalu, jatuh korban jiwa sekitar 7.000 orang.[bbc]