Qaid Arkana

Korban banjir Filipina hampir seribu jiwa

Manila – Badai dan banjir besar di Filipina selatan menewaskan hampir seribu orang dan beberapa ratus lainnya masih hilang. Badan-badan bantuan di Filipina berusaha menyalurkan bantuan untuk lebih dari 120.000 orang yang terkena dampak banjir banding di pulau Mindanao. Hingga saat ini, pemerintah setempat mengatakan sudah 972 orang meninggal dunia dalam bencana tersebut.

Permukiman warga di pesisir porak poranda diterjang banjir akibat badai tropis Sabtu (17/12) lalu. Pejabat pemerintah di dua kota di Mindanao mengatakan melakukan penguburan massal karena mayat-mayat korban membusuk dengan cepat.

“Kami tak bisa lagi menghitung jumlah orang yang hilang,” kata Benito Ramos, kepala badan penanggulangan bencana.

Badan-badan bantuan dan penanggulangan bencana berusaha menyalurkan bantuan makanan, air, obat-obatan dan kantong mayat, namun jalan rusak menghalangi upaya untuk mencapai para korban selamat di desa desa terpencil.

Kesulitan memakamkan korban

Reporter BBC Kate McGeown melaporkan dari Cagayan de Oro bahwa para pejabat di Mindanao dikritik karena cara mereka menangani bencana. Wilayah-wilayah lain di Filipina telah memiliki rencana rinci apa yang harus dilakukan jika badai atau angin topan datang tapi tampaknya banyak pejabat di Mindanao tidak siap, kata McGeown.

Sekitar 40.000 orang di Mindanao tinggal di penampungan setelah kehilangan rumah serta harta benda mereka. Cina dan Amerika Serikat termasuk di antara donor internasional yang menawarkan bantuan. Ramos mengatakan pejabat kewalahan memenuhi permintaan penguburan menyusul bencana tersebut.

Ia mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa ia sedang melakukan penyisiran dengan perahu: “Saya di sini untuk mengangkat mayat-mayat yang mulai menyembul ke permukaan [air],” kata Ramos.

Mayat tak dikenal

Para pejabat di Cagayan de Oro mengatakan mayat tak dikenal menumpuk di kamar-kamar mayat dan para petugas kehabisan peti mati. Lokal media melaporkan sebuah rumah pemakaman menolak dua mayat anak-anak yang tewas tenggelam.

Pelabuhan Iligan dan Cagayan de Oro adalah dua wilayah yang terkena dampak banjir terparah. Dua kuburan massal berdinding beton dibangun di Iligan, kata Teresita Badiang, seorang teknisi di kantor walikota Iligan. Mayat-mayat korban akan ditempatkan bersisian “agar mereka bisa dimakamkan dengan terhormat,” tambahnya.

Petugas akan mengambil foto dan mendata ciri ciri setiap mayat korban, kata kepala Palang Merah Filipina Gwendolyn Pang. “Saya yakin keluarga [para korban] akan mencari mereka,” katanya.[bbc]