Banda Aceh-Badan Koordinasi Pendidikan Bahasa Mandarin Aceh (BKPBMA) bekerja sama dengan Institute Agama Islam Negeri Ar-Raniry, hari ini melakukan peresmian kursus pendidikan bahasa Mandarin dengan tema, ‘Meningkatkan Hubungan yang Harmonis antara Masyarakat Aceh dan Cina’, Sabtu (3/2).
Program pengembangan sumber daya manusia di bidang bahasa ini digagas oleh dosen IAIN Ar-Raniry, Dr. A. Rani Usman, M.Si yang juga menjabat sebagai Direktur BKPBMA.
“Karena di Aceh kita tidak ada tenaga yang mengajar bahasa Mandarin, jadi dengan kita buat kursus, ini akan memudahkan. Kursus ini akan dibimbing oleh lulusan Taiwan,” ujarnya. Jika peminatnya lebih banyak maka ia mengaku akan mencari dosen dari luar. Sementara ini pendaftar sudah berjumlah 48 orang.
Rektor IAIN Ar-Raniry, Prof. Dr. H. Farid Wajdi, sebagai pembuka acara mengatakan bahwa bahasa memiliki keterkaitan dengan sebuah bangsa.
“Dengan mempelajari bahasa akan ada pengetahuan tentang budaya dan filosofi bangsa itu sendiri. Cina hari ini adalah bangsa yang maju, bangsa yang disegani di dunia. Jadi budaya itulah yang nanti akan dibawa ke negeri kita yang memberi manfaat pada masyarakat kita juga,” Jelasnya.
Ia juga menyebutkan bahwa kursus ini akan diupayakan untuk menjadi sebuah program studi ke depan disamping juga ada beberapa penambahan program studi lainnya.
Acara itu turut pula dihadiri oleh Ketua Komisi A DPRA, Adnan Beuransyah. Ia menyambut baik hadirnya lembaga tersebut.
“Kita sangat bergembira, ini adalah jalan untuk menjalin kembali persaudaraan dan tamaddun sebagai pintu untuk mempelajari kebudayaan Cina”.
Adnan menambahkan bahwa dulu pernah terjalin hubungan harmonis antara Aceh dengan Cina. Tepatnya saat adanya Putroe Neng yang berasal dari Cina ikut berperan dalam kerajaan Aceh.[Putra Hidayatullah]