Hari ini tim Rio de Jak Siuroe mendapat undangan membuat video tentang kopi Liberika Tangse. Kami sangat bersemangat karena sudah lama portal video youtube wisata ini tak apdate.
Saya Pernah di Tangse selama empat tahunan di kala masih sekolah TK dan SD. Sangat menyenangkan sekali loh, tinggal di Tangse, daerahnya yang dingin, dikelilingi gunung. Indah sekali, paling Indah sementara di Indonesia menurut saya, karena saya cuma beberapa pulau saja yang pernah saya kunjungi. Selain pemandangannya yang indah, penduduknya juga ramah. Tangse tidak jauh dari Kota Sigli, hanya berjarak 60 Km dari Kota Beureunuen kalau tak salah. Sekitar 45 menit perjalanan lah, kalau pake mobil, kalau jalan kaki mungkin sampai sehari.
saya dan akbar ke sini lagi setelah 100 tahun saya meninggalkan kota ini, untuk belajar demi nusa dan bangsa lebih baik dan berjaya. Saya merindukan tempat ini, dan jalan ke sini lebih luas dan bagus sekarang.
Tangse adalah tempat bersejarah saat perang Aceh. di masa perang Belanda, Tangse tak bisa dimasuki. Belanda harus menunggu lama dan berpikir keras sampai harus membuat posko di Keumala, dinamakan Bangku Marsose. Untuk tempat mereka singgah dan menyusun strategi untuk memasuki Tangse. Yang ditinggalkan Belanda selain rumput dan akal pemikiran di Tangse juga Belanda meniggalkan Bangku dan bangunan yang sekarang diduduki militer. Cara Belanda masuk ke Tangse melalui Glee Meulinteung terbilang unik. Mereka harus melepaskan gajah untuk menerobos hutan untuk mencari jalan, bagaimana ke balik gunung Tangse. Mereka harus membelah gunung melintang (Glee Meulinteung) untuk bisa membawa pasukannya ke pusat kota Tangse, ya begitu lah, kata orang-orang tua.
Tangse juga banyak air terjunnya, ada tujuh air terjun semuanya yang sudah ditemukan. Di jalan Tangse-Geumpang, Malah ada air terjun yang pas disisi jalan. Enam air terjun lainnya, haruslah kita sedikit masuk ke hutan, semakin dalam hutan yang kita masuki, semakin indah air terjunnya.
Tangse juga ada tiga sumber air panas. di Blang Pandak, Beungga dan satu lagi di rumah warga yang lupa saya nama desanya, sepertinya sudah saya tulis di postingan saya sebelumnya. Tapi tak apa, saya surah sedikit lagi. Air panas ini lokasinya di Beungga, dimanfaatkan oleh pemuda di sini untuk mandi seusai main volley, lalu hari-hari minggu atau hari libur lain, wisatawan lokal juga kemari, untuk menghangatkan badan. Sambil melihat indahnya pemandangan, sawah, sungai dan gunung yang tinggi menjulang. Terasa seperti di Switzerland.
Selain itu Tangse juga memiliki kopi yang enak. Kopi Liberika, yang batangnya tumbuh di pegunungan Tangse,Roastingnya juga di Tangse. Saya diajak dua sahabat warga setempat menikmati langsung kopi di warung kopi BUMG H2E.
Kami membicarakan bagaimana promosi Tangse ke depan baik dari segi wisatanya maupun wahana tempat wisata yang akan di bangun di Tangse. Mereka bilang masyarakat Tangse mendukung penuh wisata di kota hujan ini.
Mereka akan buat akun media sosial resmi untuk mempromosikan wisata, baik itu wisata alam dan kulinernya. Andalan Tangse selain kopi dan alam ada juga ikan keureuling yang hanya hidup di beberapa sungai pergunungan Aceh saja.
Kami akan membuat video tentang kopi Liberika, beberapa hari lagi. Ini maaf baru foto-fotonya saja. []