Damaskus-Negara-negara teluk Arab mengatakan mereka mengusir duta besar Suriah dari negara mereka dan menarik utusan-utusan mereka dari Suriah.
Dewan Kerja Sama Teluk mengatakan Suriah telah menolak upaya-upaya Arab untuk menyelesaikan krisis dan mengakhiri pertumpahan darah yang telah terjadi selama 11 bulan.
AS menutup kedutaan besar mereka di Suriah Senin (06/02) dan sejumlah negara Eropa menarik duta besar mereka dari negara itu.
Langkah itu diambil karena militer Suriah terus melakukan serangan ke kota Homs, kata sejumlah pejabat Rusia yang berkunjung ke Damaskus.
Menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov menyerukan solusi krisis berdasarkan inisiatif Liga Arab, hanya beberapa hari sesudah Rusia dan Cina memveto resolusi PBB atas Suriah.
Sesudah pertemuan dengan Lavrov, media Suriah mengutip Presiden Bashar al-Assad yang mengatakan bahwa ia bersedia bekerja sama dengan “berbagai upaya menuju stabilitas.”
Secara terpisah, utusan Rusia untuk PBB, Vitaly Churkin, menyangkal laporan bahwa ia mengancam perdana menteri Qatar dalam sebuah pembicaraan di PBB pekan lalu.
Seseorang berusaha mengadu domba Rusia dengan dunia Arab, kata Churkin.
Operasi Berlanjut
Wartawan BBC Paul Wood, satu dari sedikit reporter di Homs, mengatakan tentara Suriah kembali melakukan serangan mortir dan persenjataan berat sesudah fajar.
Ia mengatakan tank-tank buatan Rusia berada dekat pusat kota, tetapi hingga saat ini tidak ada tanda-tanda serangan darat sebagaimana yang dikhawatirkan warga setempat.
Ratusan orang dilaporkan terbunuh sejak militer menggempur kota itu Jumat pekan lalu.
Dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Sana, menteri dalam negeri Suriah mengatakan operasi melawan “kelompok teroris” akan terus berlanjut di kota itu hingga “ketertiban” pulih.
Sementara itu sejumlah laporan melaporkan adanya pertempuran di Hama dan Zalbadani yang terletak di dekat Damaskus.
‘Pembantaian Massal’
Dewan Kerja Sama Arab (GCC) dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Para anggota memutuskan untuk menarik duta besar mereka dari Suriah dan pada saat yang sama menarik semua duta besar mereka dari rezim Suriah secepatnya.”
Tidak ada “alasan bagi mereka untuk tinggal sesudah rezim Suriah menolak semua upaya dan menghentikan upaya-upaya tulus Arab untuk menyelesaikan krisis dan mengakhiri pertumpahan darah,” kata pernyataan itu.
Negara-negara anggota kini “memantau dengan duka cita dan kemarahan, meningkatnya pembunuhan dan kekerasan di Suriah, yang tidak memandang anak-anak atau orang lanjut usia dan perempuan dari aksi binatang yang dapat disebut sebagai pembantaian massal.”
GCC mengatakan akan mendesak semua negara Arab untuk mengambil “keputusan kunci” dalam pertemuan Liga Arab pekan depan.[bbc]