Pemberontak Sudan Tahan 29 Pekerja China

Harlan

Khartoum – Pemberontak negara bagian Kordofan Selatan Sudan menangkap 29 pekerja China setelah satu pertempuran melawan pasukan pemerintah, kata seorang juru bicara pemberontak, Ahad.

Sembilan anggota Angkatan bersenjata Sudan (SAE) juga ditahan, kata Arnu Ngutulu Lodi dari Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan Utara (SPLM-N) kepada AFP.

“Ya, kami menangkap mereka,” katanya. “Saya ingin menjamin anda sekarang mereka berada dalam keadaan selamat.”

Ia mengatakan para warga China itu tidak diculik dan tidak seorangpun cedera.

Mereka, bersama dengan seorang warga Sudan ditangkap Sabtu ketika pemberontak menghancurkan satu konvoi militer Sudan antara kota Rashad dan Al-Abbasiya di daerah timur laut provinsi itu, yang berada dalam perang sejak Juni.

Lodi mengatakan para pekerja China itu sedang bekerja dalam pembangunan jalan raya di daerah itu.

Mereka ditahan di pegunungan Nuba” sampai ada pemberitahuan lebih jauh” karena situasi keamanan.

“Hari ini situasi agak tenang tetapi kami menduga setiap saat SAF bisa melancarkan serangan pada kami,” katanya.

Juru bicara militer Sudan dan kedubes China tidak dapat segera dihubungi oleh AFP untuk diminta komentar.

Tetapi kedubes itu mengatakan kepada kantor berita China Xinhua bahwa lebih dari 20 warga China hilang setelah satu serangan pemberontak ke kamp satu perusahaan China.

Xinhua yang mengutip pernyataan seorang pejabat yang mengatakan kedubes itu “telah mulai melaksanakan mekanisme darurat untuk menindak lanjuti masalah itu” dan mengontak pihak berwenang Sudan.

China adalah pemasok penting peralatan militer pada pemerintah Khartoum dan pembeli terbesar minyak Sudan.

Pihak internasional semakin cemas atas situasi di Kardofan Selatan dan negara bagian Nil Biru, di mana satu konflik yang sama meletus September.

Pemerintah memerangi pemberontak etnik minoritas yang pernah bersekutu dengan bekas pemberontak yang kini memerintah Sudan Selatan.

Sudan Selatan memperoleh kemerdekaan dari Kharoum Juli lalu setelah puluhan tahun perang saudara.

Kekurangan pangan akan menjadi kritis tanpa adanya bantuan penting dikirim ke Kordofan Selatan dan Nil Biru pada Maret, kata dubes As untuk PBB Susan Rice.

Pemerintah Khartoum melarang ketat badan bantuan asing di zona-zona perang.

Khartoum menyatakan cemas atas keamanan dan menuduh para pekerja bantuan menggunakan pesawat-pesawat PBB untuk membawa senjat-senjata dan amunisi untuk pemberontak– satu tuduan yang menurut pejabat penting kemanusiaan PBB “tidak terbukti.”

Princeton Lyman, utusan khusus pemerintah AS untuk Sudan, mengemukakan kepada wartawan pekan lalu situasi sangat menyedihkan dan Washington memperingatkan Khartoum bahwa pihaknya akan mempertimbangkan cara-cara untuk mengirim bantuan tanpa izin pemerintah Sudan. [Antara]