Peneliti Aceh Papar Kearifan Lokal Laut di Bangkok

Harlan

Banda Aceh-Dua peneliti Pusat Studi Hukom Adat Laot dan Kebijakan Perikanan (Pushal KP) Unsyiah, Sulaiman Tripa dan Ima Dwitawati lolos seleksi yang diadakan oleh International Collective Support of Fishworkers (ICSF) di Bangkok.

Mereka diminta mempresentasikan isu-isu kearifan lokal laut dan kebijakan perikanan di Indonesia selama sepekan (8-15 Januari) yang diikuti oleh peneliti dari 15 negara antara lain Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Srilanka, India, Pakistan, Bangladesh, dan sejumlah negara di Andaman. Beberapa isu yang diakomodir merupakan hasil kajian pusat studi mengenai kearifan lokal dan kebijakan perikanan.

“Ada sejumlah hasil kajian kita yang dipantau oleh mereka. Termasuk buku Kearifan Lokal di Laut Aceh yang sekarang diterjemahkan ke bahasa Inggris,” jelas Direktur Pushal KP Unsyiah M Adli Abdullah kepada wartawan, Kamis (5/1).

Adli menambahkan, selain Aceh yang lolos seleksi, peserta lain dari Jala Sumatera Utara dan KIARA Jakarta. Dua peneliti dari Aceh, tambah Adli, adalah pilihan ICSF dari beberapa nama yang  ditawarkan.

“Sulaiman intens melakukan penelitian mengenai kolaborasi hukom adat laot dalam kebijakan perikanan, baik di tingkat lokal maupun nasional. Ia juga mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan co management yang dilaksanakan di lima lokasi di Aceh, yaitu Aceh Besar (Lampuuk), Aceh Jaya (Daya dan Rigaih), Aceh Barat (Meureubo) dan Nagan Raya (Pante Adat Kana). Sedangkan Ima, selama ini terlibat dalam berbagai penelitian dan penulisan bersama yang dilakukan oleh sejumlah peneliti lain di Pushal KP,” kata Adli.

Sejumlah nama yang ditawarkan tetap dilihat track record mengenai kajian apa yang telah mereka lakukan selama ini dan pengaruhnya bagi masyarakat. Pushal KP merasa bahagia dengan tembusnya dua peneliti ini. Mereka bertarung dengan sejumlah calon lain dari berbagai lembaga di Indonesia dan Asia.

“Yang saya tahu, proses pemilihan peserta ini sangat ketat. Apalagi mereka nanti juga akan mengikuti pelatihan tentang proyeksi kebijakan perikanan di Asia masa depan,” ujar Adli.[rel]