Gaya permainan Chelsea musim ini, dengan menempatkan tiga bek, banyak dipuji orang. Racikan taktik dari sang pelatih anyar Antonio Conte, sejauh ini berjalan sempurna, meskipun sempat kesulitan di beberapa laga awal. Tapi, tak banyak yang tahu, kalau Chelsea punya gaya permainan rahasia. Penasaran, kan?
Di bawah asuhan pelatih asal Italia itu, Chelsea tampil sempurna. Eden Hazard dkk masih kokoh di posisi puncak klasemen sementara Liga Inggris dengan mengantongi 63 poin. Mereka unggul 10 poin dari Tottenham Hotspur di posisi kedua yang sama-sama sudah memainkan 26 laga. Sementara Manchester City yang berada di posisi ketiga, bisa memperpendek jarak menjadi 8 poin dari Chelsea jika mampu meraih kemenangan atas Manchester United yang baru akan bermain pekan depan.
Melalui tulisan singkat ini, saya akan mencoba mengulas gaya permainan rahasia Chelsea yang selama ini jarang dibahas. Bahkan, penggemar Chelsea sendiri, kecuali penggemar fanatik, jarang yang mendengar tentang taktik rahasia ini, termasuk tak pernah tahu siapa yang membawa gaya tersebut ke Stamford Bridge.
Kita tahu, di dunia sepakbola, kita sudah sering sekali mendengar dua filosofi (sebenarnya sudah lebih menjurus ke ideologi) permainan sepakbola: Total Football dan Catenaccio. Keduanya adalah sistem permainan yang saling bertolak belakang. Jika Total Football adalah permainan yang mengandalkan sepakbola indah dan menyerang, sementara Catenaccion adalah sistem permainan yang sangat memuja pertahanan.
Menilik asal-muasal kedua sistem itu, bolehlah kita mengatakan jika Total Football identik dengan De Oranje, julukan untuk Timnas Belanda. Bahkan, klub Ajax Amsterdam saat dilatih Rinus Michels dipandang sebagai peletak dasar sistem ini. Sementara Catenaccio melekat lama pada Timnas Italia dan klub-klub sepakbola Serie A. Memang, mereka tak selalu tampil kaku, karena sesekali mereka juga melakukan serangan balik mematikan.
Di era sepakbola modern, klub yang dipandang masih setia menerapkan gaya bermain total football adalah Barcelona, yang dulunya gaya ini dibawa oleh Johann Cryuff, muridnya Rinus Michels. Timnas Spanyol pun kecipratan gaya ini karena skuadnya lebih banyak diisi pemain-pemain Barca. Namun, seiring berkembangnya gaya permainan, banyak tim kini yang secara bergantian menerapkan kedua gaya tersebut. Ada saatnya fokus dengan total football, tapi dalam beberapa kondisi mereka nekad menggunakan gaya main bertahan! Jadi, kedua gaya itu digunakan secara fleksibel.
Nah, yang menarik yaitu Chelsea! Tahun enam-puluhan, adalah puncak kejayaan klub yang berjuluk The Blues itu. Namun, setelah itu pamor Chelsea sebagai The Blues meredup, dan kembali bermain dengan gaya yang sangat konvensional, hingga datangnya seorang seniman sepakbola dari Belanda, tempat total football berasal. Seniman itu adalah Ruud Gullit, pemain yang memiliki rambut keriting sangat khas! Dia datang dengan sebuah revolusi, yang mengubah Chelsea secara total.
Sindhunata dalam bukunya Air Mata Bola (KOMPAS, 2002) menulis, Ruud Gullit datang ke Chelsea dengan menjadi Berlusconi, Capello, dan Gullit sekaligus. “Sebagai Berlusconi, ia percaya diri. Sebagai Capello, ia disiplin dan tegas. Sebagai Gullit, ia lunak, artistik, dan kreatif,” tulis Sindhunata, kolumnis sepakbola itu.
Dan, Gullit datang ke Chelsea dengan membawa gaya yang sebenarnya mirip total football. Gaya itu adalah sexy football, sebuah istilah yang bikin kita pusing tentunya. Namun, itulah gaya yang diinginkan oleh tandem sejati Marco Van Basten dan Frank Rijkaard itu. Dalam konsep Gullit, permainan bola itu tidak hanya harus cantik, tapi juga sexy. Permainan haruslah mampu membuat publik lebih bersemangat, dan setiap pemain dituntut untuk mencetak gol!
Nah, apa yang kita saksikan dari permainan Chelsea belakangan ini merupakan cetak biru dari sistem yang dulunya dibawa oleh Gullit. Lihatlah, tak hanya Diego Costa yang bisa mencetak gol. Eden Hazaard, Fabregas, Pedro atau Willian kadang secara bergantian mencetak gol untuk Chelsea. Dan…seperti dulunya pernah dituntut Gullit bahwa setiap pemain bisa mencetak gol, kini di Chelsea pun berlaku rumus demikian. Bayangkan, pemain belakang (bek) seperti David Luiz dan Cahill pun makin rajin mencetak gol, dan sebelumnya John Terry pun demikian. Itulah gaya rahasia permainan Chelsea yang jarang terungkap, mungkin karena istilahnya kedengaran gimana-gitu. Hehehe. []