Naypyidaw-Mereka yang dibebaskan termasuk Min Ko Naing, yang merupakan salah satu pemimpin gerakan pro demokrasi 1988. Mantan Perdana Menteri Khin Nyunt, yang ditahan pada 2004, dibebaskan dari tahanan rumah.
Televisi pemerintah mengumumkan bahwa 651 tahanan akan dibebaskan setelah mendapat pengampunan dari presiden, tapi tidak mengatakan berapa di antara mereka yang merupakan pembangkang.
Burma sudah lama mendapat tekanan dari komunitas internasional untuk membebaskan para tahanan politik.
Koresponden Asia Tenggara BBBC Rachel Harvey mengatakan berdasarkan tingginya jumlah yang dibebaskan, momen ini adalah terobosan terpenting di langkah Burma menuju reformasi.
Pertanda Positif
Min Ko Naing dianggap oleh banyak orang sebagai pembangkang paling berpengaruh.
Sekelompok orang menyalaminya setelah ia meninggalkan penjara di Thayet, 545 km utara Rangoon, seperti dilaporkan kantor berita Associated Press.
Seorang anggota lain dari gerakan Generasi Mahasiswa 88 Burma, Nilar Thein mengkonfirmasi pada BBC bahwa ia telah dibebaskan dari penjara Tharya Wadi.
Aktivis perempuan itu mendekam delapan tahun di penjara sesudah demonstrasi 1988 dan pada tahun 2007 ia dijatuhi hukuman 65 tahun karena menggunakan media elektronik secara ilegal.
“Saya sehat dan senang dengan pembebasan ini, saya bahagia bisa melihat bayi saya. Saya dibebaskan hari ini bersama sembilan tahanan politik lain di penjara Tharya Wadi tapi masih ada 25 orang lain yang berada di dalam,” kata Thein pada BBC.
Suaminya, Kyaw Min Yu, yang dikenal dengan nama Ko Jimmy, juga telah dibebaskan, bersama dengan Htay Kywe, seorang aktivis mahasiswa yang pada 2007 juga dijatuhi hukuman 65 tahun.
U Khun Tun Oo, wakil politik paling senior dari Shan, etnis minoritas terbesar di Burma, juga telah dibebaskan.
Pemimpin partai demokrasi Aung San Suu Kyi mengatakan langkah itu adalah “pertanda positif.”
“Kami menyambut pembebasan itu. Beberapa (tahanan politik) sedang dalam perjalanan kembali ke rumah masing-masing,” kata seorang juru bicara Suu Kyi kepada kantor berita AFP.
Organisasi hak asasi manusia Human Rights Watch menyambut gembira pembebasan ini.
“Seruan internasional untuk membebaskan tahanan politik selama bertahun-tahun akhirnya mendorong pemerintah Burma untuk melakukan hal yang benar,” kata Elaine Pearson, wakil direktur Asia organisasi tersebut dalam pernyataan kepada sejumlah media.
“Pemerintah harus memastikan bahwa para aktivis ini tidak akan mengalami hambatan untuk menjalani hidup sehari-hari dan berpartisipasi dalam pemilu mendatang,” kata Elaine.[bbc]