Harlan

Wow…Banyak Masjid Gunakan Bahasa Belanda

Amsterdam – Karena muslim Belanda berasal dari berbagai negara maka ceramah dan khutbah di masjid atau mushollah mereka menggunakan bahasa negara asal masing-masing. Misalnya masjid Turki menggunakan bahasa Turki, masjid Maroko berbahasa Arab dan masjid Indonesia menggunakan bahasa Indonesia.

Tapi belakangan makin banyak masjid dan tempat-tempat ibadah muslim yang menggunakan bahasa Belanda. “Bahasa Belanda semakin banyak digunakan di masjid” Demikian judul berita koran BelandaTrouw.

Di sejumlah rumah ibadah Islam, imam menggunakan bahasa Belanda untuk berkhotbah. Di beberapa mesjid lain, khotbah masih berbahasa Arab, tapi setelah salat rangkumannya dijelaskan dalam bahasa Belanda, tulis Trouw lebih lanjut.  Di Belanda, imam biasanya juga bertindak sebagai khotib.

Masjid Suriname
Menurut Nico Landman, dosen studi Islam di Universitas Utrecht, yang lebih dulu menggunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar adalah masjid-masjid yang dikelola oleh masyarakat asal Suriname. Pasalnya, warga berasal dari negara bekas jajahan Belanda ini, kesehariannya memang berbahasa Belanda. Jumlah mesjid orang Suriname di Belanda tidak begitu banyak antara 10 sampai 20.

Muslim asal Maroko juga mulai banyak mencoba menggunakan bahasa Belanda. Imam Yassin Elforkani adalah salah satu pelopornya. Tiga tahun lalu ia mulai memberi ceramah dan khotbah dalam bahasa Belanda di masjid El Oumma di Amsterdam dan sekarang ia lakukan itu juga di masjid-masjid lain.

Menurut Elforkani bahasa Belanda sudah secara struktural digunakan di berbagai masjid Maroko, yang jumlah totalnya sekitar 200 buah.  Dua masjid besar yang dikelolah umat Islam asal Maroko juga sudah berbahasa Belanda, tambah Elforkani.

Remaja Maroko
Bahasa Belanda makin banyak digunakan dalam khotbah dan ceramah, karena remaja Maroko banyak tidak mengerti bahasa negeri asal mereka. Mereka lebih menguasai bahasa Belanda ketimbang bahasa Arab. Selain itu para remaja ingin agar ajaran Islam dijelaskan dalam konteks Belanda, tambah Elforkani.

Di masjid-masjid Turki, yang jumlahnya sekitar 250 buah, bahasa Belanda masih jarang dipakai. Muslim asal Turki masih tetap mempertahankan bahasa Turki sebagai bahasa pengantar.

“Islam Belanda
Meski bahasa Belanda makin banyak digunakan sebagai bahasa pengantar di masjid, namun ini tidak berarti sudah tercipta apa yang disebut “Islam Belanda”. Yang dimaksud dengan Islam Belanda adalah penafsiran dan penerapan ajaran Islam sesuai dengan kondisi Belanda, yang belakangan makin banyak didiskusikan.

‘Memang sudah menjadi kenyataan masjid-masjid makin banyak menggunakan bahasa Belanda. Tapi ini tidak ada pengaruhnya bagi interpretasi ajaran Islam. Meski berbahasa Belanda kan bisa juga menentang budaya Belanda.”

Demikian tegas Nico Landman, dosen studi Islam di Universitas Utrecht, seperti dikutip Trouw. [ranesi.nl]