Kazakhstan Undang PBB Selidiki Kerusuhan Mematikan

Qaid Arkana

Astana – Kazakhstan pada Kamis (22/12) mengundang PBB untuk mengambil bagian dalam penyelidikan kerusuhan mematikan pekan lalu di wilayah barat yang kaya minyak, di tengah kekhawatiran meningkatnya perlakuan terhadap para demonstran.

Setidaknya 15 orang tewas di kota Zhanaozen pada Jumat dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan para pekerja minyak yang menjadi pertumpahan darah terburuk di negara Asia Tengah itu sejak jatuhnya Uni Soviet.

Penuntut Umum Kazakhstan, Askhat Daulbayev mengundang PBB untuk mengambil bagian dalam investigasi pada pertemuan di ibu kota Astana dengan utusan Hak Asasi Manusia PBB untuk Asia Tengah, Armen Harutyunyan, kata dinas persnya.

“Askhat Daulbayev mencatat keterbukaan dan transparansi dari para jaksa dan pakar PBB yang diundang untuk mengambil bagian dalam penyelidikan atas peristiwa itu,” katanya dalam satu pernyataan yang dikutip oleh kantor berita Interfax-Kazakhstan.

Presiden Nursultan Nazarbayev menyalahkan “para hooligan” untuk kekerasan, yang meletus pada saat kota Laut Kaspia itu sedang mempersiapkan dengan seluruh negeri lainnya untuk merayakan Hari Kemerdekaan Kazakhstan.

Tetapi Amerika Serikat mengatakan, pihaknya “sangat prihatin” dengan kekerasan, dan video telah beredar di Internet yang menunjukkan pasukan keamanan memukuli dan bahkan menembak pada beberapa demonstran.

Sementara itu, Human Rights Watch pada Kamis menyerukan Kazakhstan agar “segera menyelidiki” tuduhan penyiksaan dan penganiayaan terhadap puluhan orang yang ditahan setelah kerusuhan.

Para jaksa mengatakan, 15 orang tewas dalam kerusuhan di Zhanaozen, meningkat dari pengumuman sebelumnya 14 orang.

Satu bentrokan di kota lain sehari kemudian menewaskan seorang dan melukai selusin lebih orang lainnya.[Antara]