Banda Aceh – Wakil Gubernur Aceh sekaligus kandidat Gubernur Aceh periode 2012 – 2017 yang diusung Partai Demokrat, PPP dan Partai SIRA memberikan ucapan selamat serta apresiasi kepada Partai Aceh yang telah mulai mendaftarkan para kandidat bupati/walikotanya di sejumlah daerah, termasuk kandidat Gubernur-Wagub ke KIP Aceh.
Dalam pernyataan kepada wartawan, Nazar mengaku menelepon langsung Muzakkir Manaf melalui telpon selulernya pada Jumat (20/1). Dirinya mengaku mendapatkan SMS dari kawan-kawan PA sehari sebelumnya untuk ikut berdoa agar pendaftaran berjalan baik.
“Alhamdulillah kita semua menyambut baik dan ini menambah kawan lagi dari jalur partai politik yang mendaftar ke KIP, meski sebelumnya PA sempat menyampaikan tidak akan mendaftar. Tetapi ruang hukum yang diberikan Mahkamah Konstitusi (MK) akhirnya dapat mendorong PA untuk ikut berpartisipasi. Tentu kita senang. Para kandidat lain bagi kami adalah kawan dan pemimpin. Siapa yang layak biarkan rakyat nanti yang menentukan,” ujar Nazar.
Beberapa hari sebelum putusan MK yang membuka ruang pendaftaran ulang di KIP Aceh bagi para peminat yang ingin maju sebagai kandidat, Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar juga telah memberikan sinyal melalui beberapa kali pernyataannya di media bahwa lebih baik ditambah saja jadwal pendaftaran di KIP supaya film demokrasinya lebih bagus serta dinamis.
“Kita juga rutin membangun komunikasi khusus dengan para pemangku kepentingan di tingkat nasional untuk mendorong solusi terbaik dalam Pilkada Aceh, terutama tidak mempermasalahkan jika MK membuka celah hukum bagi KIP untuk membuka pendaftaran kandidat beberapa hari lagi serta jalur independen juga tetap harus diakomodir,” jelasnya.
Bangun Demokrasi, Jangan Bikin Masalah Lagi!
Sementara itu, ke sekian kalinya Nazar kembali menyerukan kepada seluruh kandidat, timses dan masyarakat untuk mau membangun demokrasi serta peradaban politik yang baik, berkualitas dan sehat. Jangan ada lagi yang bikin masalah setelah putusan MK yang membenarkan KIP Aceh membuka pendaftaran bagi para kandidat baru.
“Sudah cukuplah pengalaman Aceh terjebak konflik selama seratus tahun lebih sejak 1873, sehingga hanya sedikit ruang damai dan celah pembangunan. Bagaimana mau baik dan maju kalau setelah kita bangun ada yang merusak lagi? Ya, tidak mungkin, paling-paling saling menyalahkan terus,” kata Nazar.
Karena itulah, jelas pentolan SIRA ini, dirinya merindukan lahirnya Pemilukada yang damai, demokratis dan sehat. Sudah cukup pengalaman pemilu-pemilu sebelumnya yang tidak terlalu demokratis. Menurut mantan anggota Majelis GAM ini, sekarang saatnya rakyat Aceh diberikan pendidikan politik melalui proses-proses Pilkada supaya tidak ada lagi masyarakat yang memilih para pemimpin karena takut dan terpaksa atau terintimidasi.
“Tetapi mereka harus memilih karena keinginan sendiri, demokratis, jujur dan setelah melihat atau mempelajari calon-calon pemimpin mereka. Sehingga demokrasi dan politik membawa manfaat untuk pembangunan serta perdamaian Aceh, bukan menimbulkan hambatan-hambatan perdamaian,” pungkas tokoh yang menggerakkan dua juta massa untuk menuntut Referendum Aceh pada 1999 silam ini. []