Idi—Sejumlah kecamatan di Aceh Timur kembali dikepung banjir, Senin (19/12). Akibatnya sejumlah rumah warga nyaris ambruk dihantam derasnya air hujan, dan sebagian masyarakat di sana ikut mengungsi mencari lokasi yang lebih aman. Banjir kali ini juga mengakibatkan arus transportasi di jalan Medan- Banda Aceh macet karena genangan air di atas badan jalan mencapai 50-60 centi meter, seperti halnya di kawasan Bagok-Julok.
Informasi yang dihimpun AcehCorner. Com menyebutkan, banjir masih meliputi Kecamatan Darul Falah, Ranto Peureulak, Banda Alam, Indra Makmue, Bagok, Julok, dan sejumlah kecamatan lainnya. Di Kecamatan Darul Falah ketinggian air mencapai 1 meter hingga mengakibatkan masyarakat tidak bisa menjalankan aktivitasnya. Sementara di kawasan Salek, Kecamatan Bagok, air merendam rumah warga setinggi 1,5 meter.
“Saat ini yang paling dibutuhkan adalah kepedulian pemerintah agar kerugian masyarakat dapat diminimalisir. Jangan malah pemerintah tidak mendata secara akurat, di mana lokasi banjir dan apa saja kerugiannya. Ini malah beredar kabar camat dan pejabat BPBD Aceh Timur tidak di lokasi, sedang di Banda Aceh, bagaimana ini,” ujar Irwandar, Ketua KNPI Darul Falah, yang juga tokoh KPA setempat.
Di Kecamatan Indra Makmue, akibat banjir membuat sebagian masyarakat di Desa Jambo Lubok, Alue Ie Mirah, Blang Nisam, Alue Itam, dan Pelita Sagop Jaya terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman. Bahkan, lintasan Julok menuju Indra Makmue ikut tergenang banjir yang mengakibatkan arus transportasi terganggu. Tidak hanya itu, satu unit jembatan yang berada di Buket Siraja juga terancam ambruk total akibat dikikis air hujan.
Masih akibat banjir, di kawasan Idi Timu 2 unit rumah warga nyaris dibawa arus. Sedangkan di Peudawa proyek tanggul senilai Rp 100 juta runtuh ke sungai. Sementara Di Kecamatan Ranto Peureulak banjir melanda Desa Matai Ie dan di belakang keude Rantau Panjang. “Di Bagok, ratusan hektare tambak warga ikut tenggelam dan puluhan ribu bibit ikan lepas,” ungkap Ilyas, warga di sana.[]