Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Kalimat bijak ini mengajarkan kita untuk menghargai jasa para pahlawan dengan cara mengenal dan mengenang jasa pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raganya untuk bangsa ini.
Bangsa Aceh memiliki beberapa nama yang telah diabadikan dalam daftar Pahlawan Nasional seperti Teuku Umar, Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Teungku Chik Di Tiro, TM Hasan, Teuku Nyak Arif, Laksamana Malahayati dan Sultan Iskandar Muda.
Nah, jika anda berkunjung ke Aceh, salah satu destinasi wisata yang sangat direkomendasikan untuk dikunjungi adalah Makam Sultan Iskandar Muda, The Greatest Leader from Aceh. Makam Sultan Iskandar Muda mudah sekali untuk dijumpai, karena terletak di pinggir jalan tepatnya di Jl. Sultan Alaidin Mahmudsyah, Kota Banda Aceh. Lokasi makam juga berdekatan dengan Meuligoe atau Pendopo Gubernur Aceh dan Museum Rumoh Aceh.
Berziarah ke Makam Sultan Iskandar Muda memiliki sensasi yang berbeda sekali. Perasaan kita akan terbayang pada kejayaan Islam di masa Kesultanan Aceh pada masa lalu. Melihat ukuran makam yang luar biasa megahnya, ditambah keberadaan makam milik anggota kerajaan lainnya yang memiliki batu nisan berukuran besar.
Sultan Iskandar Muda, di masa hidupnya dulu dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana. Kesultanan Aceh pada masa itu dikenal ke seluruh penjuru dunia sebagai salah satu kerajaan Islam terbesar. Sultan Iskandar Muda menerapkan aturan berdasarkan Syari’at Islam tanpa pandang bulu. Hal itu terbukti dari catatan sejarah bahwa Sang Sultan pernah menghukum anak kandungnya sendiri karena melakukan sebuah kesalahan.
Sultan Iskandar Muda juga pandai dalam bergaul dan menjalin hubungan baik dengan dunia luar. Beberapa pemimpin dunia seperti Ratu Elizabeth I dan Raja James dari Inggris, Kesultanan Utsmaniyah di Turki, Kerajaan Belanda, Kerajaan Perancis, Tiongkok serta India semuanya memiliki hubungan yang baik dengan Sultan Iskandar Muda.
Kesultanan Aceh pada masa itu berhasil menggapai masa kejayaannya di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda yang berkuasa dari tahun 1607 hingga 1636 Masehi. Aceh menjadi Bandar perdagangan paling strategis saat itu karena letak geografis Aceh yang sangat strategis, berada di pintu utama jalur pelayaran Asia – Afrika, Eropa – Amerika dan sebaliknya sehingga banyak pedagang dari nusantara dan dari seluruh dunia yang singgah di Aceh.
Di bawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, Aceh juga dikenal menjadi salah satu pusat perdagangan dan kajian Islam terbesar di dunia pada masa itu. Kekuatan pasukan Kesultanan Aceh juga tidak bisa dianggap remeh dan dipandang sebelah mata. Bangsa Portugis yang menancapkan kuku penjajahannya pada masa itu terhadap Malaka di Semenanjung Melayu, beberapa berhasil dikalahkan hingga berhasil diusir setelah dihancurkan oleh armada laut milik Kesultanan Aceh yang dipimpin langsung oleh Sultan Iskandar Muda.
Namun, masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda tidak bertahan lama. Sang Sultan meninggal dunia dalam usia yang sangat muda yaitu 43 tahun. Kini, nama beliau dibadikan di beberapa tempat, salah satunya yaitu pada nama bandara terbesar di Aceh, Bandara Sultan Iskandar Muda yang terletak di Blang Bintang, Aceh Besar. Nama Sultan Iskandar Muda juga diabadikan di beberapa nama jalan dan sebuah kampus di Banda Aceh juga menamai dirinya dengan nama Universitas Iskandar Muda.