Hari Minggu (27/11) akan menjadi awal pertarungan Persiraja Banda Aceh di kancah sepakbola tertinggi nasional, Indonesian Premier League. Lawan yang akan dijamu Persiraja di Stadion Harapan Bangsa itu tidak tanggung-tanggung, klub dengan nama besar Persija Jakarta. Tapi sayang, bukan Persija dengan julukan ‘Macan Kemayoran’ yang disesaki mega bintang sepakbola tanah air seperti BP, Ismet, maupun Aliyuddin, melainkan Persija ‘siluman’ yang lahir akibat kisruh internal Persija.
Pendukung Persiraja awalnya berharap, Macan Kemayoran-lah yang bertanding melawan tim kesayangan mereka. Tapi apa lacur, gara-gara konflik panjang dalam tubuh PSSI yang berbuntut pada lahirnya dualisma liga super, IPL (milik PSSI) dan ISL (liga tandingan), publik tanah rencong urung menyaksikan aksi bintang-bintang terbaik lapangan hijau itu. Persiraja istiqamah di IPL, sedangkan Persija menikung ke ISL yang dihuni oleh sejumlah klub papan atas liga super musim lalu.
Di kalangan suporter Persiraja terjadi perpecahan. Sebagian menyarankan Persiraja belok ke ISL karena tim-tim bagus berlaga di sana, sebagian lagi tetap menginginkan Persiraja berlaga di liga resmi PSSI, IPL. Untung manajemen Persiraja tidak pecah, bahkan sudah menegaskan komitmennya untuk tetap bermain di liga resmi. Kekompakan ini patut dihargai, sehingga Persiraja tidak ‘membelah diri’ menjadi dua Persiraja sebagaimana halnya Persija Jakarta. Alhamdulillah ya, tidak ada Persiraja siluman.
Memang ada segelintir suporter yang mengaitkan Persiraja dengan Aceh United, tim Aceh yang berlaga di LPI, liga tandingan musim lalu. Pengkaitan ini disandarkan pada kenyataan bahwa Persiraja telah melakukan merger dengan Aceh United. Namun, upaya itu tidak berhasil. Sebab, dalam tubuh Persiraja hampir tidak ada nuansa Aceh United. Tidak satupun pemain Aceh United lolos seleksi di Persiraja. CEO Aceh United (Ariwibowo) yang sempat menjadi CEO sementara Persiraja, kini sudah tidak bertugas lagi di Persiraja.
Support
Sekarang bukan saatnya lagi memperdebatkan masalah Persiraja yang kukuh di IPL. Perdebatan itu hanya akan mengganggu persiapan tim yang sudah cukup baik. Para pelatih sangat serius membentuk tim dan pemain begitu antusias menjalani latihan. Sudah saatnya kita harus realistis, dan simpan sejenak asa-asa indah yang tertunda. Kita semua berharap supaya PSSI membenahi kinerja buruknya dan mampu menyelesaikan kisruh yang ada, sehingga ke depan kita hanya akan menyaksikan satu liga yang benar-benar super saja.
Sekarang saatnya kita mendukung Persiraja di manapun tim ini bermain. Sebab Persiraja membawa nama baik sepakbola Aceh. Jika Persiraja sukses yang bangga bukanlah IPL, dan tidak rugi pula ISL. Yang bangga adalah kita, sepakbola kita, dan punggawa Persiraja.
Makanya sejak sore ini, mari kita beri support untuk Persiraja meskipun Musawir dan kawan-kawan cuma menghadapi Persija siluman. Saya sebut siluman, pertama karena tim yang juga orange ini muncul dadakan. Kedua, karena kita sama sekali buta dengan kekuatan mereka. Ada yang beranggapan bahwa Persija siluman ini adalah reinkarnasi tim Jakarta FC. Ada pula yang mengatakan reinkarnasi Batavia Union. Kedua tim itu berasal dari LPI musim lalu. Katanya pula, Persija ini kebanyakan dihuni oleh pemain sepakbola Lanud.
Peduli amat, yang penting siapapun lawan yang dihadapi, Persiraja harus main serius, cantik, dan syukur-syukur kalau menang. Semua intruksi pelatih kita harapkan berjalan dengan baik di lapangan. Kelemahan di sektor depan selama menjalani ujicoba di Jawa semoga sudah teratasi. Ayo Persiraja, ci lantak le sigo!