Puluhan pakar dari empat negara berkumpul di Hotel Hermes Banda Aceh, 29-30 Oktober 2019, untuk mengikuti konferensi internasional The 2nd International Conference of Essential Oil (ICEO). Mereka berasal dari Malaysia, Jepang, Filiphina, dan Indonesia. Konferensi yang bertemakan “Peningkatan Kualitas Melalui Standarisasi Bahan Baku, Proses, dan Produk Minyak Atsiri” ini, merupakan kolaborasi antara Atsiri Research Center Universitas Syiah Kuala (ARC Unsyiah) dengan Atsiri Institute Universitas Brawijaya.
Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. IPU mengatakan, minyak atsiri di Indonesia saat ini, sebagian besar diproduksi oleh petani yang kualitasnya belum menjadi prioritas utama. Hal ini mengakibatkan minyak atsiri yang dihasilkan menjadi murah di pasaran. Masalah kualitas minyak atsiri juga bukan hanya di tingkat proses produksi, tetapi juga mulai dari proses pembibitan. Untuk itu, dibutuhkan seluruh dukungan baik dari pemerintah maupun perguruan tinggi agar masalah ini dapat diselesaikan.
“Peningkatan kualitas minyak atsiri harus dimulai dari bahan baku hingga menjadi produk jadi,” ujarnya dalam rilis Humas Unsyiah yang diterima acehpungo.com, Selasa (29/10).
Akademisi perguruan tinggi pun diminta memainkan perannya untuk membantu petani dan pelaku usaha kecil menengah dalam meningkatkan kualitas minyak atsiri. Salah satunya dengan menciptakan inovasi teknologi, sehingga menjadi solusi bagi penyelesaian masalah ini. Rektor juga berharap konferensi ini menjadi pertemuan efektif yang dapat membangun jaringan baru dalam kolaborasi penelitian di masa depan.
Ketua ARC Unsyiah, Dr. Syaifullah Muhammad mengatakan, selama ini lembaga yang dipimpinnya telah melakukan berbagai langkah dalam memperkuat minyak atsiri, khususnya di Aceh. Salah satunya dengan melakukan pembibitan di sisi hulu, hingga pemrosesan produksi di bagian hilir. Selain itu, juga telah memulai pengolahan modern, sehingga dapat meningkatkan jumlah dan kualitas minyak atsiri yang dihasilkan para petani.
“Konferensi ini bertujuan untuk mendistribusikan dan mengakumulasikan pengetahuan dan pengalaman tentang minyak atsiri dari para peneliti, akademisi, praktisi, dan pengambil kebijakan.”
Ketua Panitia, Dr. Yunardi menambahkan konferensi ICEO ini sangat unik jika dibandingkan dengan konferensi internasional lainnya. Sebab di konferensi ini, topik yang dibahas sangat khusus dan sempit terkait minyak atsiri. Dalam perhelatan tahun ini, panitia menerima 75 makalah dan hanya 64 makalah yang akan dipresentasikan. Hadir sebagai keynote speakers Prof. Dr. Tohru Mitsunaga (Gifu University Jepang), Prof. Dr. Ibrahim Jantan (Taylor’s University Malaysia), dan Syaifullah Muhammad (Unsyiah). [rilis]