Harlan

Pasukan AS Waspadai Aksi Balas Dendam

Kabul-Pasukan Amerika Serikat di Afghanistan diminta mewaspadai kemungkinan aksi balas dendam terkait pembunuhan 16 warga sipil Afghanistan oleh seorang prajurit AS.

Pasukan AS di Afghanistan diminta waspada terkait insiden penembakan warga sipil.

“Kedubes AS di Kabul memperingatkan warga negara AS di Afghanistan bahwa dengan insiden pembunuhan warga sipil oleh prajurit Amerika akan meningkatkan protes atau sentimen anti-Amerika dalam beberapa hari ke depan,” demikian pernyataan resmi Kedubes AS di Kabul.

Juru bicara Pentagon Kapten John Kirby mengatakan para penyelidik tiba di lokasi penembakan tak lama setelah insiden berdarah itu terjadi.

Tersangka penembakan yang diyakini berpangkat sersan kepala itu kini ditahan di Kandahar dan pihak militer masih merawat lima warga yang terluka.

Identitas tersangka hingga saat ini belum diketahui, namun seperti dikutip AP, sejumlah petinggi militer AS mengatakan tersangka berasal dari pangkalan Lewis-McChord di negara bagian Washington.

Tersangka diketahui sudah menikah dan memiliki dua orang anak. Dia sudah tiga kali bertugas di Irak dan ini adalah tugas pertamanya di Afghanistan.

Kejadian mengenaskan ini terjadi di tengah meningkatnya sentimen anti-Amerika setelah insiden pembakaran Al Quran belum lama ini.

Hubungan Rapuh

Wartawan BBC di Kabul Bilal Sarwary mengatakan insiden penembakan warga sipil ini telah menghancurkan hubungan antara Kabul dan Washington yang sudah sangat rapuh.

Bilal menambahkan Taliban menggunakan insiden penembakan ini sebagai sebuah propaganda kemenangan dan menempatkan Presiden Hamid Karzai dalam posisi yang sulit.

Para kepala suku yang marah kini mendesak dihentikannya penggrebekan pasukan AS ke rumah-rumah penduduk di malam hari.

Mereka juga menuntut keadilan dan mengatakan permintaan maaf pemerintah AS tidak berarti apa-apa.

Dengan kondisi yang kian memburuk ini maka sangat mungkin jika insiden penembakan itu berujung penarikan mundur pasukan AS lebih cepat dari jadwal.

Kejadian ini juga dapat menunda penandatanganan kerja sama strategis antara Kabul dan Washington yang memungkinkan kehadiran militer AS di Afghanistan dalam jangka panjang.

Sebelumnya Presiden Barack Obama sudah menyatakan rasa dukanya dan memerintahkan pemeriksaan mendalam atas insiden itu.[bbc]