Banda Aceh – Jenazah Jufrizal, Warga Gampong Ujong Blang Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe yang meninggal di rumah sakit Semedang tiba di Bandara Sultan Iskandar (SIM) pukul 15. 30 WIB menggunakan maskapai Garuda.
Sebelum meninggal, Jufrizal, ditemukan dalam kondisi tak sadarkan diri oleh warga Tanjungmedar, Kabupaten Sumedang. Ayah tiga anak ini menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit kabupaten setempat. Dugaan sementara, Jufrizal adalah korban penganiayaan.
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah melalui Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri memerintahkan Kepala UPTD Rumoh Seujahtera Jroh Naguna (RSJN) Dinsos Aceh Saifullah untuk mendampingi dan menyambut kedatangan jenazah.
Kepada keluarga korban Saifullah mengatakan, Pemerintah Aceh turut belasungkawa atas kejadian yang menimpa Jufrizal, karena Pemerintah Aceh memfasilitasi seluruh biaya pemulangan jenazah hingga ke rumah duka.
“Kami dari Pemerintah Aceh tidak pernah tutup mata atas musibah yang menimpa anak-anak Aceh luar,” kata Saifullah.
Saifullah juga memberikan santunan yang diterima Saiful Bahri, mewakili keluarga korban di Bandara SIM. Dia juta berharap keluarga tabah menghadapi cobaan ini. “Kami menyediakan sedikit santunan semoga dapat bermanfaat,” kata Saiful.
Saiful Bahri kepada wartawan mengatakan, saudaranya itu memang sudah lama bekerja di Jakarta di bidang penyedia jasa pembangunan (kontraktor). Selama bekerja di ibu kota, almarhum meninggalkan seorang istri dan tiga anak di kampung halaman. Namun pada Senin malam 12 Maret 2019 pihaknya mendapati kabar Jufrizal ditemukan oleh warga Sumedang dalam kondisi linglung.
“Kami menduga almarhum sebelumnya diculik di Jakarta kemudian dianiaya dan dibuang ke Tanjungmedar, Sumedang,” katanya.
Oleh warga Tanjungmedar melaporkan ke Polsek setempat, kemudian oleh Polsek membawa ke Rumah Sakit Umum Semedang untuk mendapatkan perawatan intensif.
“Kepada polisi almarhum ini hanya memberikan nomor isterinya, dari isterinyalah kami dapat informasi tentang keberadaan beliau ini,” katanya. Kemudian untuk proses pemulangan Pemerintah Aceh memfasilitasi hingga ke rumah duka.
“Terimakasih yang sebesar besarnya atas perhatian Pemerintah Aceh kepada kami dan terhadap anak-anak Aceh yang bekerja di luar. Kami juga berharap agar pemerintah Aceh,” katanya.
Dia juga mengaku tidak tahu jika Dinas Sosial Aceh menyediakan ambulance untuk mengantarkan setiap jenazah anak Aceh yang kecelakaan di luar.
“Kami memang membawa ambulance sendiri dari Lhokseumawe. Tapi jika kami tahu ada ambulance dari pemerintah kami tidak perlu membawa ambulance dari sana (Lhokseumawe),” katanya.
Subbid Hubungan antar Lembaga dan Masyarakat Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA) T. Syafrizal mengungkapkan, jenazah dibawa oleh Polres Sumedang ke Bandung untuk dilakukan outopsi karena diduga kuat menjadi korban penganiayaan, setelah itu dilanjutkan ke Jakarta untuk kemudian dipulangkan ke Aceh.
“BPPA di Jakarta memfasilitasi dan membantu sepenuhnya biaya Pemulangan jenazah armarhum Saudara Jufrizal dari Sumedang, Jakarta sampai ke Banda Aceh beserta bantuan tiket pesawat utk 1 orang anggota keluarga pendamping jenazah (Saiful Bahri),” katanya. Sementara untuk hasil outopsi, Syafrizal mengaku belum mendapat kabar dari pihak Polres Sumedang.
Saat ini jenazah sedang dalam perjalanan menuju rumah duka menggunakan ambulance yang disediakan oleh Puskesmas Banda Sakti, Lhokseumawe. [rilis]